Notification

×

Iklan

Jejak Panjang I Nyoman Alim Mustapha, Seniman Replika Borobudur dari Muntilan

Selasa, 23 September 2025 | 16:19 WIB Last Updated 2025-09-24T03:23:52Z

replika candi borobudor
MAGELANG – Dari sebuah patung kecil berukuran 25 cm, lahir perjalanan panjang seorang maestro seni pahat batu bernama I Nyoman Alim Mustapha. Kini, setelah 58 tahun berkarya, karyanya tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga menghiasi berbagai belahan dunia.


Kisah itu berawal pada 1967, ketika Nyoman muda merantau dari Bali ke Jawa. Tujuannya sederhana: sekolah. Namun, takdir mempertemukannya dengan Muntilan, Kabupaten Magelang, sekaligus Candi Borobudur yang menjadi sumber inspirasi sepanjang hidupnya.

“Ketika melihat Borobudur, saya langsung terpukau. Rasanya ingin sekali bisa membuat karya serupa, meski dalam bentuk kecil,” kenangnya, Selasa (23/9/2025).


Patung kepala Buddha adalah karya pertamanya. Tak disangka, seorang warga Amerika memesan seribu buah patung serupa. Nyoman pun bekerja siang malam tanpa lelah, menyelesaikannya dalam waktu tiga bulan. Pesanan besar itu menjadi titik balik, sekaligus modal awal untuk menapaki karier seninya.

Bukan hanya bertahan, Nyoman juga berinovasi. Dari batu candi, ia mencoba marmer, fiber, silika, hingga aluminium. Baginya, seni pahat adalah tentang kesabaran, ketelitian, dan keberanian untuk bereksperimen. “Kalau salah pahat, tidak bisa diulang. Maka harus benar-benar fokus,” ujarnya.


Hasilnya, karya Nyoman kini telah melanglang buana—dari Afrika Selatan, Belanda, Jepang, Asia Tenggara, hingga Angkor Wat. Replika Candi Borobudur yang ia buat membutuhkan waktu enam bulan, memadukan bahan batu alami dan material modern.

Meski telah berusia senja, Nyoman tak berhenti berkarya. Harapannya sederhana: ada generasi muda yang melanjutkan jejak seni pahat batu. “Semoga seni ini tidak hilang dimakan zaman,” tuturnya penuh harap. *(pr)

×
Berita Terbaru Update