Notification

×

Iklan

WCD, Siswa SDN Girigondo Purworejo Olah Sampah Plastik & Daun Jadi Kompos, Panen Sayuran Sehat

Kamis, 02 Oktober 2025 | 21:04 WIB Last Updated 2025-10-02T14:05:15Z

WCD, Siswa SDN Girigondo Purworejo Olah Sampah Plastik & Daun Jadi Kompos, Panen Sayuran Sehat
PURWOREJO – Sekitar 105 siswa dan guru SDN Girigondo, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, turut ambil bagian aktif dalam peringatan World Cleanup Day (WCD) yang diperingati  pada 20 September. Para peserta bergerak membersihkan area sekolah, pekarangan, dan lingkungan sekitar desa dari sampah anorganik. Pemilahan sampah ini sudah berlangsung lama sejak akhir tahun 2023 melalui ECO Composter Bag dan Bank Sampah Plastik. 


Inisiatif ini berawal dari banyaknya sampah yang dihasilkan, baik dari sisa makanan maupun kemasan plastik. Para guru bertekad untuk tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan praktik nyata kepada siswa. Program ini dinamakan "Gerakan Girigondo Bersih dan Sehat" (GBS) pada hari Rabu, (01/10/2025) siswa menyapu halaman dari daun kering yang dimasukan ke ECO composter bag, kegiatan ini dilakukan setiap harinya oleh siswa. 

Para siswa dengan penuh kesadaran memilah sampah sesuai jenisnya, sebuah kebiasaan baru yang kini tertanam kuat di SDN Girigondo. Sampah-sampah plastik, seperti botol bekas minuman, cup bekas minuman atau makanan dimasukkan dalam keranjang khusus Bank Sampah. Dengan cara ini, mereka tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga belajar mengelola sampah yang memiliki nilai ekonomis. Di sisi lain, sisa sampah organik seperti daun-daun kering dan ranting kecil dikumpulkan ke dalam ECO Composter Bag untuk diolah menjadi kompos. Proses ini menjadi pelajaran praktis tentang daur ulang, menunjukkan kepada mereka bagaimana sampah organik bisa diubah menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman, bukan sekadar dibuang sia-sia.


"Konsepnya sederhana, agar anak-anak termotivasi. Mereka melihat sendiri bahwa sampah yang tadinya dibuang, kini bisa jadi bermanfaat untuk tanah yang subur selanjutnya tanah tersebut ditanam sayur kangkung" ujar Syukron, salah satu guru pembimbing.


Selain sampah plastik, sekolah juga menghadapi masalah penumpukan sampah daun dari halaman yang luas. Alih-alih membakarnya, para siswa diajarkan cara membuat kompos. Mereka mengumpulkan daun-daun kering, mencacahnya, lalu memasukkannya ke dalam ECO komposter yang sudah disediakan. Proses pembuatan kompos ini menjadi laboratorium hidup bagi siswa untuk belajar biologi dan sains.

Kompos yang sudah matang dan berwarna cokelat kehitaman tersebut kemudian digunakan sebagai pupuk utama untuk kebun sayur mini di halaman belakang sekolah. Di lahan ini, para siswa bersama-sama menanam berbagai macam sayuran seperti kangkung dan singkong. "Kami tidak pakai pupuk kimia sama sekali. Semua murni dari kompos yang kita buat sendiri. Rasanya lebih enak dan sehat," tambah Syukron,


Puncak kebahagiaan terjadi saat panen. Hasil sayuran dibagikan kepada seluruh siswa, guru, dan staf sekolah. Program ini salah satu upaya untuk mengatasi masalah sampah, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti tanggung jawab, kerja sama, dan apresiasi terhadap lingkungan alam.


Kontributor : Syukron
Editor : Bayun

×
Berita Terbaru Update