![]() |
| Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinporapar Purworejo, Neira Anjar Pujisusilo. (Istimewa) |
PURWOREJO – Pemerintah Kabupaten Purworejo menyesuaikan rangkaian perayaan malam pergantian Tahun Baru 2026 sebagai bentuk empati terhadap masyarakat yang tengah mengalami musibah, khususnya bencana di wilayah Sumatra.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinporapar Purworejo, Neira Anjar Pujisusilo, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah mencermati aspirasi masyarakat serta kondisi nasional.
“Kami memperhatikan respons publik dan situasi kebencanaan di daerah lain. Oleh karena itu, perayaan Tahun Baru di Purworejo kami sesuaikan dengan mengedepankan nilai empati,” ujarnya, Selasa (23/12/2025).
Meski demikian, rangkaian hiburan malam tahun baru tetap digelar sesuai rencana. Sejumlah pertunjukan seni dan musik akan tampil menghibur masyarakat, di antaranya Jaran Kepang Kalimeneng, Campursari CSS, Zedo Maskara, hingga Uncle Djink.
Neira menegaskan, penyesuaian dilakukan dengan tidak menghadirkan pesta kembang api.
“Seluruh hiburan rakyat tetap berjalan. Namun untuk perayaan pergantian tahun, kami memilih tidak menghadirkan kembang api sebagai wujud kepedulian kepada saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah,” jelasnya.
Selain hiburan, penutupan tahun 2025 juga akan diisi dengan doa bersama. Kegiatan ini ditujukan untuk mendoakan para korban bencana sekaligus menjadi momentum refleksi menjelang memasuki tahun baru.
Neira menyampaikan permohonan pengertian kepada masyarakat atas penyesuaian agenda tersebut.
“Awalnya memang direncanakan ada kembang api seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun setelah mempertimbangkan berbagai aspek, kami memilih menyikapinya dengan cara yang lebih berempati,” pungkasnya.
Kontributor: Luthfi
Editor: Tim PN
