![]() |
| Foro - Hewan Jungkang |
PURWOREJO – Warga Desa Pamriyan, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, memiliki tradisi unik yang digelar setiap tahun sekali, yakni berburu jungkang di kawasan hutan lindung desa setempat. Tradisi ini biasanya berlangsung pada bulan Desember dan selalu dinanti masyarakat.
Berburu jungkang dilakukan secara berkelompok. Jungkang sendiri merupakan hewan sejenis jangkrik dan gangsir, namun tidak memiliki sayap atau bulu untuk terbang. Hewan ini hidup di lantai hutan dengan cara melompat menggunakan kaki belakang yang kokoh dan panjang.
Bagi masyarakat Jawa pegunungan, jungkang dikenal sebagai lauk alternatif kaya protein yang telah lama dikonsumsi turun-temurun. Selain bernilai gizi, jungkang juga memiliki nilai ekonomis. Harga di pasaran bisa mencapai Rp50.000 hingga Rp100.000 per rantang, tergantung jumlah dan kualitas hasil tangkapan.
Pandulu Laras Lingga, salah satu warga, menuturkan bahwa tradisi berburu jungkang bukan sekadar mencari lauk atau penghasilan tambahan, tetapi juga menjadi sarana kebersamaan warga serta upaya melestarikan kearifan lokal.
“Tradisi ini sudah ada sejak dulu. Selain untuk konsumsi, hasil berburu jungkang juga bisa dijual. Yang terpenting, kegiatan ini dilakukan secara musiman agar tetap menjaga keseimbangan alam,” ujarnya.
Hingga kini, tradisi berburu jungkang masih terus dilestarikan oleh warga Desa Pamriyan sebagai bagian dari budaya lokal yang unik dan mencerminkan kedekatan masyarakat dengan alam sekitar.
Kontributor: Luthfi
Editor: Tim PN
