![]() |
| Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi melakukan monitoring langsung ke lokasi pengambilan material di Quarry Wadas, Kecamatan Bener, Kamis (18/12/2025) sore. (Istimewa) |
BENER – Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi melakukan monitoring langsung ke lokasi pengambilan material di Quarry Wadas, Kecamatan Bener, Kamis (18/12/2025) sore. Kunjungan ini difokuskan pada evaluasi progres pembangunan Bendung Bener serta sejumlah program infrastruktur strategis di Kecamatan Bener, termasuk kondisi Jalan Poros Kabupaten Purworejo ruas Wadas–Pekacangan.
Monitoring turut dihadiri Wakil Ketua DPRD Purworejo Rohkman, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Ivan Fatchan Gani Wardhana, Anggota Komisi III DPRD Abtadiussholikhin, Kepala DPUPR Purworejo H. Suranto, Forkopimcam Bener, serta sejumlah kepala desa di wilayah setempat.
Dalam kesempatan itu, Wabup Dion mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi di lapangan. Ia menilai target penyelesaian Bendung Bener pada tahun 2029 sulit tercapai jika tidak ada evaluasi serius. “Setelah melihat langsung kondisi pengambilan material di Quarry Wadas, kami terus terang tidak optimis target penyelesaian Bendung Bener tahun 2029 bisa tercapai. Alat berat yang beroperasi sangat sedikit, dan dari laporan masyarakat kami temukan banyak kendala di lapangan,” ujarnya.
Dion menjelaskan, salah satu kendala utama adalah persoalan pembayaran yang menyebabkan aktivitas alat berat kerap terhenti. Ia menegaskan perlunya komitmen penuh dari pemerintah pusat agar proyek strategis ini bisa berjalan sesuai target. “Target awal bendungan ini bahkan sempat ditetapkan tahun 2024, namun kini mundur hingga 2029,” tegasnya.
Meski Bendung Bener tidak lagi masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), Dion menekankan relevansi proyek tersebut dengan arah kebijakan nasional, khususnya ketahanan pangan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Bendung Bener nantinya akan mengairi sekitar 15 ribu hektare lahan pertanian di Purworejo dan sekitarnya. “Jangan sampai dampak sosial, konflik, dan investasi besar yang sudah terjadi justru tidak memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Purworejo Rohkman menegaskan bahwa pembangunan Bendung Bener masih menghadapi dua persoalan krusial, yakni anggaran dan ketersediaan material. “Setelah kami lihat langsung di lapangan, material yang diambil dari quarry ternyata tidak sesuai dengan prediksi awal. Ini tentu berdampak pada kelancaran pembangunan. Karena itu, kami akan mendorong pemerintah pusat agar anggaran Bendung Bener kembali menjadi prioritas,” tuturnya.
Rohkman juga menyoroti kondisi batu andesit di lokasi quarry yang dinilai tidak sesuai ekspektasi awal perencanaan. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi agar pembangunan Bendung Bener bisa kembali dipercepat.
Kontributor: Luthfi
Editor: Tim PN
