Salah seorang petani menunjukkan tanaman cabai yang rusak akibat hujan |
Butuh, (purworejo.sorot.co)--Hujan berintensitas
tinggi yang terjadi selama beberapa hari di wilayah Kabupaten Purworejo
pekan kemarin, tidak hanya mengakibatkan terjadinya musibah tanah
longsor yang terjadi di beberapa daerah namun juga berdampak kepada
lahan pertanian warga. Para petani cabai di tiga kecamatan harus
menangguk kerugian yang mencapai ratusan juta rupiah. Pasalnya, puluhan
hektar lahan cabai milik para petani tergenang air sehingga tanaman
cabai rusak.
Salah satu petani cabai Ahmad Chusnaeni warga Desa Panggeldlangu,
Kecamatan Butuh mengungkapkan, sudah sepekan ini lahan cabai miliknya
digenangi air. Alhasil tanaman cabainya pun terancam mati dan tidak bisa
dipanen. Ia mengungkapkan, hal serupa juga terjadi pada para petani
cabai di Desa Panggeldlangu, Kecamatan Butuh; Desa Kendalrejo, Kecamatan
Pituruh; Desa Waled, Kecamatan Kemiri. Total ada sekitar 20 hingga 25
hektar lahan pertanian cabai yang terdampak banjir.
"Desa saya saja 7-8 Hektar, padahal rata-rata satu petani memiliki satu Hektar," bebernya, Selasa (24/10/2017) pagi.
Lantaran sudah seminggu air yang menggenangi lahan tersebut tak
kunjung surut, untuk mengurangi kerugian, para petani memutuskan untuk
memanen lebih dini. Walaupun untuk panen kali ini sudah kedua kalinya.
Namun seharusnya panen yang ke dua dan ketiga inilah produksi dari
tanaman cabai mencapai puncaknya.
"Seharusnya lagi pas bagus-bagusnya, untuk desa saya (panen) yang kedua, adapun untuk Desa Waled dan Kendalrejo sudah masuk (panen) yang ketiga," keluhnya.
Sementara itu, petani yang lain Amat Stridudin menambahkan, produksi
cabai setiap kali panen untuk lahan satu hektar mencapai 6-7 ton. Tapi
untuk kali karena harus memanen lebih dini pasti ada penyusutan. Selain
itu harga cabai normal enam ribu perkilo gram namun dengan kondisi
seperti ini terpaksa dijual dengan harga dua ribu rupiah.
"Mau gimana lagi, memang harganya segitu. Jadi kami rugi tiga kali lipat," terangnya.
Ahmad Chusnaini melanjutkan, tanaman cabai merupakan tanaman jeda
sebelum nanti ditanami padi. Sehingga hampir seluruh sawah dari tiga
desa tersebut ditanami cabai. Akan tetapi akibat musim hujan turun lebih
awal diluar prediksi petani sehingga air irigasi masuk ke lahan sawah
dan menggenangi tanaman cabai.
"Dulu pernah tapi nggak separah ini, banyak petani yang jatuh sakit akibat kejadian ini," pungkasnya. (Dana Nur Sehat)
Sumber : purworejo.sorot.co