Notification

×

Iklan

Pemanfaatan Lahan Tidur Untuk Peningkatkan Produksi Pangan di Bruno

Senin, 05 November 2018 | 12:54 WIB Last Updated 2018-11-05T05:55:49Z
Proses Pembuatan Lanting Kuning Bruno / Foto Luthfi
Bruno (pituruhnews.com)- Dalam mencukupi kebutuhan pangan yang terus meningkat, tantangan yang dihadapi pada masa yang akan datang tidak hanya terbatas pada upaya peningkatan produksi tetapi juga harus mempertimbangkan keberlanjutan yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Tantangan ini bisa dijawab dengan memanfaatkan lahan yang belum dimanfaatkan untuk kegiatan per­tanian produktif. Kondisi lahan ini biasanya terbuka atau telah ditutupi tum­buh-tumbuhan yang tidak produktif seperti alang-alang dan semak beluka.

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi pertanian adalah terjadinya konversi lahan subur yang cenderung semakin cepat. Sebagai contoh lahan sawah yang beralih penggunaannya untuk keperluan non pertanian seperti industri pemukiman dan jalan yang diperkirakan mencapai 100.000 hektar per tahunnya. Padahal pada wilayah lahan subur tersebut, pada umumnya telah tersedia infrastruktur yang memadai sehingga sangat mempengaruhi produksi pertanian.
Kemasan Lanting Kuning Khas Bruno / Foto Luthfi
Untuk mendongkrak laju peningkatan produksi pangan, khususnya untuk semua komoditas strategis harus diupayakannya pemanfaatan lahan tidur. 

Desa Brunosari Kecamatan Bruno merupakan salah satu wilayah yang terdapat banyak lahan tidur yang belum termanfaatkan dengan baik. Namun saat ini lahan tersebut sudah dimanfaatkan sebagai lagan pertanian yang produktif.  Lahan tersebut digunakan untuk menanam singkong oleh warga. Awalnya warga di Desa Brunosari memasok singkong untuk wilayah Kabupaten Purworejo dan sekitarnya. Namun seiring dengan produksi singkong yang cukup melimpah akhirnya warga dapat mengolah sendiri singkong tersebut untuk membuat lanting sehingga menjadikan Brunosari sebagai sentra pengrajin lanting.
Tak hanya orangtua, anak muda pun ikut membantu produksi lanting. Lanting Brunosari berbeda dengan lanting yang diproduksi oleh daerah lain. Bedanya lanting Bunosari lingkarannya lebih besar besar. Dalam proses pembuatannya masih dengan cara tradisional, bahan-bahan yang digunakan juga masig  alami tanpa mengandung zat kimia.

Warga setempat mengaku senang dengan  meningkatnya taraf hidup mereka saat ini,  yang awalnya hanya penyedia bahan baku kini bisa memproduksi sendiri. Dalam sehari kini warga Brunosari bisa memproduksi 7-8 kwintal lanting.  Untuk pemasaran lanting khas Bruno ini, selain dipasarkan di wilayah Purworejo juga sudah sampai keluar kabupaten seperti Magelang dan Jogjakarta.

Penulis : Bayun
Editor : ALK 

Iklan

×
Berita Terbaru Update