Notification

×

Iklan


Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Perilaku Sosial Emosional Anak

Jumat, 17 Desember 2021 | 07:00 WIB Last Updated 2021-12-17T00:00:00Z

ilustrasi/google
Hasil penelitian pada beberapa website pendidikan dan perguruan tinggi, menyatakan pola pembelajaran via daring yang digelar di berbagai sekolah selama ini, telah banyak mengubah karakter anak didik, khususnya pada tingkat pendidikan dasar, yakni SD (Sekolah Dasar) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pada tiap instansi pendidikan khususnya sekolah pandemi Covid-19 sangat memberikan pengaruh besar bagi pelaksanaan proses belajar mengajar dari pembelajaran tatap muka beralih menjadi pembelajaran daring dari rumah, begitu juga yang di alami oleh sebagian besar sekolah di kabupaten Purworejo. Di awal masa pandemi ini banyak kendala dalam pembelajaran daring yang dialami para guru maupun siswa di kabupaten Purworejo. Pembelajaran daring yaitu penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang massif dan luas, sehingga pembelajaran daring dapat diselenggarakan dimana saja serta diikuti secara gratis maupun berbayar (Bilfaqih & Qomarudin, 2015). Semua pihak dari pihak sekolah (Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Pendidikan), siswa pun orang tua seperti tanpa persiapan kemudian dipaksa mau tidak mau harus mampu melaksanakan pembelajaran daring dengan sarana dan prasarana yang ada.

Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk belajar secara online atau daring, maka dari anak-anak ditaman kanak-kanak sampai perguruan tinggi melakukan pembelajaran dirumah bersama Ayah, ibu atau anggota keluarga yang lain, sehingga anak-anak tidak dapat bertemu dengan teman sekelasnya. Beberapa kebijakan pengaruh belajar dari rumah dengan pembelajaran jarak jauhnya antara lain :

Anak kurang bersikap kooperatif

Pembelajaran yang dilakukan dirumah pada saat pandemi covid-19 membuat anak terkadang kurang bersikap kooperatif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh bapak atau ibu guru di sekolah yang di bantu di kerjakan bersama orang tua. Penurunan sikap kooperatif pada anak ini kemungkinan terjadi karena selama daring anak tidak dapat melakukan interaksi sosial dengan temannya dan orang lain.

Penurunan kemampuan fisik pada anak

Pembelajaran yang dilakukan dirumah pada saat pandemi covid-19 membuat anak melewatkan beberapa pembelajaran yang bersifat fisik seperti olahraga, seni budaya dan keterampilan, dan lain sebagainya menjadikan anak cenderung melewatkan masa belajar dari rumahnya dengan gawai atau sarana hiburan di rumah.

Anak Kurangnya Bersosialisasi

Dalam masa pembelajaran jarak jauh di rumah, anak anak cenderung tidak bisa bertemu langsung dengan guru, kakak kelas atau teman teman sebayanya di sekolah sehingga anak mengalami kurangnya bersosialisasi dengan orang sekitar atau teman sebayanya. Hal ini mengakibatkan tidak sedikit anak usia sekolah dasar yang kurang bisa membedakan bagaimana bersosialisasi dengan orang yang lebih tua dengan teman sebayanya. Dan masih banyak lagi dampak negatif yang dirasakan siswa selama pembelajaran jarak jauh.

Bersyukur kemudian para pemerhati dan praktisi pendidikan di kabupaten Purworejo pada masa pandemi meluncurkan program konsultasi terprogram untuk diaplikasikan pada sekolah di kabupaten Purworejo. Konsultasi terprogram merupakan kegiatan konsultasi peserta didik yang mengalami kesulitan memehami materi pelajaran saat belajar dari rumah. Guru memberikan bimbingan secara langsung kepada peserta didik yang dilaksanakan di sekolah dengan penjadwalan untuk mengindari terjadinya kerumunan peserta didik.  Menurut Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Purworejo Nomor 425/1649/2020 tanggal 18 Agustus 2020 adanya keterbatasan metode pembelajaran dalam jaringan maupun luar jaringan dalam pelaksanaannya berdampak pada ketidak efektifan  pembelajaran. Kemudian seiring berjalannya waktu melalui instruksi bupati nomor 7723 tahun 2021 tanggal 19 Oktober 2021 tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3 Covid-29 di Kabupaten Purworejo, dijelaskan bahwa sekolah jenjang SD di wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah diijinkan untuk melaksanan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 62% dengan menjaga jarak 1,5 % serta maksimal 5 peserta didik perkelas. Kebijakan ini memungkinkan pembelajaran dilakuan dengan metode Blended learning. Pada dasarnya, Blended Learning adalah sebuah metode pembelajaran yang menggabungkan antara Metode Konvensional atau interaksi tatap muka di dalam kelas dengan aktivitas virtual (online). Metode ini akan membuat proses belajar anak menjadi lebih variatif, menarik, dan menyenangkan bagi siswa sehingga dampak negatif pembelajaran daring seperti yang saya sampaikan di atas dapat perlahan diperbaiki. Harapan kita bersama semoga pandemi Covid19 ini lekas sirna dari Indonesia sehingga pendidikan dapat berjalan seperti sediakala dan generasi penerus bangsa dapat berkembang dengan baik.

Penulis : 

Kiswari Puji Rahayu NIM 212180102

Kelas C Semester 1

Prodi PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Muhammadiyah Purworejo

Iklan

×
Berita Terbaru Update