Notification

×

Iklan


Permasalahan Pendidikan Dengan Sosial

Senin, 27 Desember 2021 | 10:04 WIB Last Updated 2021-12-27T03:04:32Z

 

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

1.      Rendahnya kualitas guru

2.      Rendahnya sarana fisik,

3.      Rendahnya kesejahteraan guru,

4.      Rendahnya prestasi siswa,

5.       Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

6.      Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

7.      Mahalnya biaya pendidikan.

permasalah yang dihadapi setiap manusia bukan hanya masalah yang bersifat pribadi, melainkan juga bersifat sosial. Hal ini terjadi karena individu berhubungan dengan individu lain ataupun dengan lingkungan sosial budayanya. Beberapa masalah sosial di lingkungan sekolah seperti:

1.      Kesulitan dalam persahabatan

2.      Kesulitan dalam mencari teman Merasa terasing dalam aktivitas kelompok

3.      Kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam kelompoknya

4.      Kesulitan dalam mewujudkan hubungan yang harmonhis dengan seluruh anggota keluarga

5.      kesulitan dalam menghadapi situasi lingkungan sosial yang baru

6.      Kesulitan dalam melakukan sosialisasi dalam lingkungannya.

berikut beberapa masalah sosial yang muncul di lingkungan sekolah:

1.      Tidak mau bekerja sama atau gotong royong

Biasanya anak-anak sekolah yang susah untuk bekerja sama karena mereka memiliki kelompok bermain sendiri atau malas. Hal seperti ini tidak boleh terjadi di sekolah, karena menyebabkan ketimpangan antarsiswa. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Sosial Saling gotong royong akan membuat sekolah menjadi lebih baik dan tentunya memperlihatkan kekompakan antarsiswanya.

2.      Membuang sampah sembarangan

 Membuang sampah sembarang ternyata tidak hanya terjadi di lingkungan trmpat tinggal, melainkan juga sekolah. Siswa yang sering membuang sampah sembarangan tentu akan mengotori lingkung sekolah dan membahayakan teman sendiri. Jika lingkungan sekolah kotor, maka suasana belajar menjadi tidak nyaman. Sebaiknya anak-anak sekolah mulai membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, baik di rumah maupun sekolah. Jika lingkungan bersih, maka suasana belajar di sekolah pun juga nyaman.

3.      Membolos

Membolos biasanya menjadi pilihan anak-anak untuk menghindari pelajaran atau guru yang tidak disukai. Atau karena memang siswa-siswi tersebut kurang perhatian dari orangtua.Siswa yang suka membolos tentu akan tertinggal materi pelajarannya, dibanding teman-temannya yang selalu mengikuti kelas. Jika ada siswa-siswi yang menunjukkan perilaku suka membolos, sebaiknya sekolah memberikan bimbingan dan perhatian kepada mereka. Sehingga mereka secara sadar mengerti bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan mereka.

4.      Perselisihan

Perselisihan bisa jadi di mana saja. Di lingkungan kecil seperti antar keluarga pun sangat mungkin perselisihan muncul. Oleh karenanya, tidak heran bila perselisihan ini jadi masalah sosial di sekolah, baik itu antara peserta didik maupun dengan warga sekolah lain. Kalau ditanya soal penyebab, bisa jadi karena ada salah paham, emosi sesaat, ada yang merasa lebih hebat, dan ada pihak yang merasa dirugikan. Antisipasinya bisa dengan menerapkan sikap ramah dan baik kepada sesama, serta selalu membawa kedamaian untuk semua.

5.      Tidak menghormati warga sekolah

Masalah sosial kadang bisa sesederhana tidak menghormati antar warga sekolah. Ada beberapa pihak yang merasa lebih unggul dan menyepelekan pihak lain. Tentu saja, tindakan seperti ini tidak diperbolehkan demi menjaga kedamaian dan kebersamaan. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi senioritas, kesadaran bahwa manusia adalah setara harus selalu ditanamkan. Jadi, tidak peduli jabatan dan posisi, dengan menyadari bahwa manusia adalah sama, maka hal tersebut akan meminimalisir senioritas.

6.      Bullying

ada bullying yang saat ini kerap menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah. Penyebabnya adalah dua kondisi; ada anak yang merasa lebih hebat dan superior, serta ada anak yang memang tidak banyak melawan sehingga ia tidak berdaya. Alhasil, salah satu anak akan jadi pihak pem-bully dan yang di-bully. Pada dasarnya, bullying tidak dibenarkan dalam situasi dan kondisi apa pun. Tindakan ini termasuk kekerasan yang bisa berakibat buruk pada kehidupan anak-anak selanjutnya. Oleh karena itu, antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa menghakimi, menyakiti, dan menyebarkan desas-desus orang lain adalah bullying. Di sisi lain, setiap anak ditanamkan sifat berdaya, sehingga ia bisa menolong dirinya sendiri ketika di-bully maupun untuk orang lain.

Masalah sosial di lingkungan sekolah adalah situasi yang harus dihadapi setiap hari oleh pihak sekolah. Maka dari itu, berbagai langkah antisipasi harus disiapkan demi menjamin kelancaran proses belajar dan mengajar. ( penulis elis yohanah dari universitas muhammadiyah purworejo)

Iklan

×
Berita Terbaru Update