Notification

×

Iklan


TRILOGI KEPENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

Selasa, 01 Agustus 2023 | 14:41 WIB Last Updated 2024-02-12T07:42:47Z

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I yaitu “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Terlepas dari hal tersebut, selain tujuan utama pendidikan adalah membentuk insan yang berkembang dari segala aspek, pendidikan haruslah dapat memerdekakan pribadi peserta didik. Ini pula sesuai dengan konsep pendidikan oleh bapak pendidikan Indonesia, yang kita kenal bersama dengan nama Ki Hajar Dewantara.

Dikenal sebagai tokoh Pendidikan nama Ki Hajar Dewantara pasti tak asing lagi kita dengar, apalagi setiap perayaan hari Pendidikan. Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau akrab disapa Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ia adalah putra dari keluarga kerajaan di Yogyakarta, Paku Aram, dan keturunan dari cucu Sri Pakualam III.

Terlahir dari keluarga keraton Ki Hajar Dewantara hidup dalam keluarga yang agamis dan menyukai sastra, selain itu beliau juga dapat mengenyam pendidikan formal pada sekolah yang baik. Sampai pada akhirnya Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang dinilai lebih tepat untuk mendidik generasi Indonesia yang disebut lembaga pendidikan Perguruan Taman Siswa. 

Sebagai tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga menciptakan trilogi yang menjadi tiga hal ampuh dalam pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Trilogi tersebut ialah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. 

Ing Ngarso Sung Tulodo artinya yang didepan memberi teladan. Dalam hal ini, peranan guru sangat besar dalam memberi teladan kepada para peserta didiknya. Istilah atau pepatah guru kencing berdiri, murid kencing berlari sangat mungkin untuk terjadi. Oleh karenanya, teladan guru harus senantiasa ditunjukkan kapan saja dan dimana saja.

Ing Madya Mangun Karso artinya yang ditengah membangun keinginan. Dalam hal ini, pemberian motivasi dan memposiskan dirinya seorang guru sehingga dapat menjadi teman dan juga tempat peserta didiknya berangkat untuk berkembang menuju cita-citanya.

Tut Wuri Handayani yang artinya dari belakang memberi dorongan. Hal ini berarti guru harus selalu mendorong peserta didiknya dalam mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan yang dikehendaki.

Implementasi trilogi pendidikan Ki Hajar Dewantara apabila dilakukan dengan sebaik-baiknya tentu akan berdampak baik pula. Tujuan dalam memerdekakan peserta didik melalui trilogi ini juga sudah barang pasti dapat terjadi. Oleh karenanya, mari berusaha dan saling mendukung agar cita-cita pendidikan dapat terwujud melalui triologi yang ada.

Oleh:

EMY SETYAWATI

Alumni PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Guru SD Negeri 1 Sipedang

Banjarnegara



Iklan

×
Berita Terbaru Update