Notification

×

Iklan

Rejosari Menyalakan Ingatan: Muharram sebagai Momentum Spiritualitas dan Sejarah

Jumat, 27 Juni 2025 | 14:36 WIB Last Updated 2025-06-27T07:36:54Z

tradisi taun baru islam di Desa Rejosari Kemiri
PURWOREJO — Malam 1 Muharram 1447 H di Desa Rejosari, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, menjadi ruang bersama untuk menghidupkan dua hal yang kerap dilupakan zaman: kesadaran spiritual dan ingatan kolektif atas sejarah desa. Bertempat di Masjid Al-Huda, Kamis malam (26/6/2025), warga Rejosari berkumpul dalam suasana yang khusyuk, hangat, dan penuh makna.


Kegiatan diawali dengan salat Magrib dan Isya berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan salat tasbih, doa akhir dan awal tahun, serta tahlil bersama. Dipandu langsung oleh Kiyai Muhammad Lukman Hakim Sukarno, malam itu tak hanya menjadi peristiwa religius, tapi juga menjadi ruang kontemplasi.


Dalam tausiahnya, Kiyai Lukman menyampaikan bahwa bulan Muharram adalah "awal langkah" untuk memperbaiki diri. Namun yang paling mengena adalah ajakannya untuk merefleksikan perjalanan desa Rejosari: dari masa pembabatan alas, pembangunan masjid, hingga terbentuknya tatanan sosial hari ini.


“Kita hidup hari ini karena ada yang lebih dulu berkorban. Ada yang lebih dulu menanam, membangun, dan mendoakan,” ujar Kiyai Lukman di hadapan jamaah.

Tahlil yang dibacakan malam itu ditujukan bagi para leluhur desa, sebagai wujud penghargaan atas dedikasi mereka. Kegiatan ini menjadi medium sederhana namun kuat dalam menghidupkan nilai sejarah lokal dan mempererat hubungan antargenerasi.


Tanpa hingar bingar perayaan, warga memilih jalan sunyi nan mendalam: menyatu dalam doa dan ingatan. Sebuah pesan kuat bahwa menyambut tahun baru Islam bukan hanya soal amalan, tapi juga soal mengenali akar dan merawat identitas bersama.


Rangkaian acara berakhir menjelang larut malam. Namun semangat yang dibangkitkan—kesadaran akan pentingnya spiritualitas dan sejarah—masih akan terus bergema dalam langkah warga Rejosari di tahun yang baru.

×
Berita Terbaru Update