![]() |
Jasmine Saat perform |
Jasmine bukan nama asing di dunia seni gerak ini. Putri dari pasangan Ferry Setiawan dan Retno itu telah jatuh hati pada pantomim sejak masih duduk di kelas 3 SD, berawal dari ketertarikannya melihat sang kakak beraksi di panggung. Kecintaannya terus tumbuh bersama bimbingan dari Komunitas Teater Purworejo, hingga kini membawa nama daerahnya ke kancah nasional.
Ajang "Sowan Bocah 2025" sendiri telah digelar selama dua bulan dan menyaring talenta dari berbagai penjuru Indonesia. Dari proses seleksi yang ketat, terpilihlah tiga finalis terbaik: Rafa dan Zea dari Yogyakarta, serta Jasmine dari Purworejo, satu-satunya peserta dari luar DIY yang berhasil menembus final.
“Saya bangga bisa sampai di titik ini. Mohon doa dari warga Purworejo agar saya bisa tampil maksimal dan membanggakan daerah tercinta,” ungkap Jasmine, dengan penuh semangat.
Sementara itu, Achmad Fajar Chalik, penggiat teater Purworejo, menilai pencapaian ini lebih dari sekadar prestasi individu. “Jasmine adalah wajah muda seni pertunjukan kita. Ini bukti bahwa Purworejo punya ekosistem seni yang hidup. Apapun hasilnya nanti, Jasmine sudah menang—karena telah menghadirkan Purworejo di pentas nasional.”
Kompetisi Sowan Bocah bukan sekadar lomba. Ia adalah ruang ekspresi anak-anak muda Indonesia yang memilih berbicara melalui tubuh dan diam. Panggung ini merayakan kesunyian yang bermakna, menyampaikan cerita tanpa kata, namun meninggalkan kesan dalam.
Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya diundang untuk datang langsung menyaksikan pertunjukan final yang dipastikan penuh kejutan dan ekspresi mengharukan. Dukungan dari publik menjadi energi besar bagi para finalis yang telah mengolah rasa dan gerak mereka selama berbulan-bulan.