 |
| “Niti Yudha Pangeran Dipanegara”. |
Puluhan peserta dari berbagai unsur hadir, mulai dari perwakilan dinas, komunitas budaya, hingga masyarakat umum. Mereka bersama-sama menapaki kembali jejak perjuangan Pangeran Dipanegara dengan menyusuri titik-titik penting pertempuran besar Perang Jawa di wilayah Purworejo.
Rute perjalanan dimulai dari Muara Sungai Bogowonto, berlanjut ke Cengkawak, dan berakhir di Bubutan. Sebelum berangkat, para peserta berkumpul di Rumah Budaya Tjokrodipo sejak pukul 08.00 WIB untuk persiapan.
Tokoh masyarakat Purworejo, Sudibyo, menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna lebih dari sekadar mengenang sejarah.
“Pangeran Dipanegara bukan hanya pejuang di medan perang, tapi juga pejuang nilai. Melalui napak tilas ini, kita belajar bahwa keberanian dan kejujuran adalah warisan yang harus kita jaga,” ungkapnya.
Senada, Angko menyoroti peran penting generasi muda dalam menjaga sejarah.
“Anak-anak muda harus tahu bahwa tanah yang mereka pijak ini pernah menjadi saksi perjuangan besar. Kalau kita melupakan sejarah, sama saja kita memutus akar kita sendiri,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, penyelenggara berharap dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, memperkuat kesadaran sejarah, serta menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal, khususnya di kalangan generasi penerus.
