![]() |
Mahestya Andi Suarakan Isu Kebudayaan Purworejo Lewat Pantomime di Lemah Tuah |
Pementasan tersebut mengangkat isu-isu krusial seputar kebudayaan Purworejo yang dinilai tengah menghadapi tantangan besar. Dengan gerak tubuh ekspresif, Mahestya mengangkat tiga pokok permasalahan.
Pertama, lambannya sistem kebudayaan di Purworejo yang membuat perkembangan seni dan tradisi berjalan tersendat. Kedua, hilangnya figur pamong budaya yang sebelumnya menjadi motor penggerak, sehingga dianggap sebagai bentuk kemunduran. Ketiga, hadirnya program Adbudaya yang menurutnya harus benar-benar dikawal agar mampu menjadi ruang hidup baru bagi kreativitas masyarakat.
“Pantomime adalah cara saya berbicara tanpa kata. Kadang tubuh lebih jujur menyuarakan keresahan. Kebudayaan di Purworejo jangan sampai hanya jadi catatan sejarah, tapi harus kita hidupkan bersama,” ujar Mahestya usai pementasan.
Pertunjukan ini disambut hangat penonton. Selain memberi hiburan, pentas juga menjadi ruang refleksi sekaligus kritik sosial. Mahestya berharap karya seni semacam ini dapat menggugah kesadaran publik serta menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga keberlangsungan budaya Purworejo.
“Saya berharap semakin banyak pelaku seni maupun masyarakat yang berani bersuara tentang apa yang ada, sekaligus menumbuhkan harapan bagi keberlangsungan hidup bersama,” tegasnya.