![]() |
Terminal Talks Kutoarjo |
Acara ini menghadirkan tiga narasumber inspiratif, yakni Hardi Agus Triputro (Smartfren), Memet GKL (Ruang Kerja Creative), serta Galih Gerranda (Gendis WO). Mereka berbagi gagasan tentang bagaimana terminal dapat dimanfaatkan tidak hanya sebagai simpul transportasi, tetapi juga ruang publik yang produktif, kreatif, sekaligus bernilai ekonomi.
Kegiatan yang berlangsung di area Terminal Kutoarjo sejak pukul 10.00 WIB ini memberikan wawasan kepada peserta mengenai strategi menjadikan terminal sebagai pusat kolaborasi komunitas, wadah kegiatan seni, hingga peluang pengembangan ekonomi kreatif yang mampu memberdayakan masyarakat sekitar.
Kepala Balai Pengelola Sarana Prasarana Perhubungan Wilayah IV Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, Bekora Seputranto, ATD., MT., dalam sambutannya menegaskan bahwa terminal memiliki peran vital dalam sistem transportasi di Jawa Tengah. Saat ini, terdapat 23 Terminal Tipe B yang dikelola Pemprov Jateng, dengan jumlah penumpang harian rata-rata mencapai 9.155 orang, atau sekitar 3,34 juta orang per tahun.
“Di Terminal Kutoarjo saja, pergerakan penumpang menggunakan Bus Trans Jateng tahun 2025 mencapai rata-rata 365.626 orang. Namun, terminal bukan sekadar simpul transportasi, melainkan juga ruang publik yang bisa berdaya guna. Di sekitar Terminal Kutoarjo terdapat lebih dari 10 pelaku kreatif, mulai dari event organizer hingga wedding organizer. Besar harapan kami, mereka dapat memanfaatkan terminal sebagai wadah kegiatan kreatif, pertunjukan seni, pameran produk lokal, hingga berbagai event komunitas yang bernilai tambah bagi masyarakat dan ekonomi daerah,” jelasnya.
Menurutnya, tema Terminal Talks kali ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat. Terminal modern harus mampu hadir sebagai:
Ruang interaksi sosial, dengan potensi lahan Terminal Kutoarjo seluas 13.865 m² yang bisa menampung berbagai kegiatan komunitas sehingga tercipta ruang inklusif bagi masyarakat.
Ruang kreasi, dengan dukungan fasilitas yang memadai untuk penyelenggaraan seni, budaya, maupun aktivitas kreatif lainnya sehingga melahirkan ide-ide baru.
Ruang ekonomi, dengan keberadaan sekitar 30 kios di area terminal yang berpotensi menggerakkan UMKM lokal melalui promosi produk, bazar, serta kolaborasi bisnis.
Ia berharap forum ini mampu melahirkan rekomendasi strategis agar terminal menjadi ruang interaksi, wadah kreasi, dan penggerak ekonomi lokal.
“Dengan aktivasi terminal, kami optimis akan lahir kreativitas baru, kolaborasi antarkomunitas, serta peluang ekonomi yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” imbuhnya.
Acara ini ditutup dengan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan, mulai dari panitia, narasumber, komunitas kreatif, pelaku UMKM, hingga peserta yang hadir.
Kontributor: Luthfi
Editor : Bayun