![]() |
| Upacara Hari Santri Nasional 2025 di Halaman Kecamatan Pituruh |
Peserta upacara tampak antusias, berasal dari berbagai institusi mulai dari SDN Pituruh, SDN Sutogaten, SDN Prigelan, SMPN 20 dan 40 Purworejo, SMP PMB, SMP PGRI Pituruh, hingga jenjang menengah seperti Muhammadiyah Boarding School, SMA 10 Purworejo, dan SMK Patriot. Tidak ketinggalan, hadir pula perwakilan dari Lembaga Pendidikan Ma'arif Pituruh (RA Banatul Masyitoh, RA Al Huda Karanggetas, RA Masyitoh Brengkol, MI Takhasus Ma'arif Prapagkidul, MI Al Huda Karanggetas, MI P2A Brengkol, MTs Ma'arif NU Pituruh, MA Ma'arif NU Pituruh) serta jajaran Badan Otonom NU (MWC NU, Muslimat, GP Ansor, Banser, Fatayat, IPNU, dan IPPNU Pituruh). Perwakilan santri hadir dari Pondok Pesantren Daarut Tauhid Megulunglor dan Pondok Pesantren Nur Muhammad Blekatuk, beserta guru ngaji se-kecamatan Pituruh.
Pelaksana tugas Camat Pituruh, Yeni Astuti, yang bertindak sebagai pembina upacara, menyampaikan sambutan dari Bupati Kabupaten Purworejo. Dalam amanatnya, beliau menekankan pentingnya santri untuk mengikuti perkembangan zaman. "Santri bukan hanya mahir dalam bidang kitab kuning, namun harus menguasai bidang teknologi sesuai dengan tuntunan zaman," papar Yeni Astuti dalam sambutannya.
Setiap Orang Pernah 'Ngaji'
Fatkhan Anis, Ketua Panitia HSN Kecamatan Pituruh, menjelaskan alasan di balik partisipasi massal dari kalangan umum. "Peserta yang diundang banyak dari kalangan umum dengan tujuan lebih membumikan Hari Santri," ungkapnya. Menurut Anis, inti dari peringatan ini adalah untuk mengajak kalangan umum agar juga merasa menjadi santri.
"Karena setiap orang pasti mengalami masa mengaji ke kyai kampung yang dengan telaten mengajarkan di Taman Pendidikan Qur'an atau Madrasah Diniyah yang berada di kampung," tambahnya, menegaskan bahwa semangat kesantrian dan nilai-nilai keagamaan melekat pada setiap individu yang pernah mengenyam pendidikan mengaji di lingkungan mereka.
Kehadiran jajaran Forkompimcam turut menambah khidmatnya upacara, sekaligus menjadi simbol dukungan pemerintah daerah terhadap gerakan santri yang kini didorong untuk menjadi agen perubahan yang adaptif terhadap teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. Peringatan HSN di Pituruh ini sukses menjadi wadah pemersatu, mengikis sekat antara pendidikan pondok dan umum, serta memperkuat identitas santri sebagai pilar penting pembangunan bangsa.
Kontributor : Syukron Zahidi
Editor : Bayun


