Notification

×

Iklan

Space Iklan Pituruh News Instagram SDIT Ulul Albab Pituruh Image Image Image Image

Pengrajin Difabel di Purworejo Ciptakan Miniatur Rumah Bambu Bernilai Seni Tinggi

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 06:30 WIB Last Updated 2025-10-17T23:30:00Z

Pengrajin Difabel di Purworejo Ciptakan Miniatur Rumah Bambu Bernilai Seni Tinggi/foto Luthfi
PURWOREJO – Kisah inspiratif datang dari Muhammad Yashtari (43), warga Desa Semawung, Kecamatan Purworejo, RT 2 RW 5. Meski menyandang disabilitas dan menjadi ayah dari dua anak, ia tak patah semangat untuk membantu perekonomian keluarganya melalui karya seni unik: miniatur rumah cantik berbahan bambu.


Yashtari mulai membuat miniatur rumah ini berawal dari keisengannya saat membuat kandang jangkrik berbentuk rumah. Dari situ muncul ide untuk mengembangkan bentuk-bentuk lain seperti rumah adat hingga model rumah semi modern.

“Awalnya cuma pengin bikin kandang jangkrik tapi bentuknya rumah kecil. Dari situ saya terpikir bikin rumah adat dan model-model lain,” ungkap Yashtari.


Seluruh bahan utama karyanya berasal dari bambu bekas yang sudah tidak termanfaatkan. Ia hanya menambahkan sedikit bahan lain seperti mika untuk jendela dan pintu, serta pelitur untuk finishing warna. Proses pengerjaan satu unit miniatur rumah membutuhkan waktu sekitar satu minggu, belum termasuk tahap finishing.


Untuk harga, Yashtari membanderol miniatur rumahnya mulai dari Rp250 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung tingkat detail. Namun untuk versi khusus dengan bagian dinding yang bisa dibongkar pasang, harganya bahkan bisa mencapai Rp3 juta hingga Rp4 juta sesuai pesanan.


“Kalau ada pesanan ya saya buatkan. Tapi tetap melihat waktu juga karena saya selain membuat kerajinan ini juga aktif di organisasi,” jelasnya.

Tak hanya berkarya, Yashtari juga aktif dalam pemberdayaan penyandang disabilitas. Ia dipercaya sebagai Ketua Disabilitas Desa (KDD) Semawung serta Ketua Disability People Organization (DPO) tingkat Kecamatan Purworejo. Ia juga mendampingi dua desa dan satu kelurahan secara intensif bahkan ia juga di tuakan di Dusun menjadi Ketua RT.


Produk miniatur rumah bambu buatannya sudah pernah dipamerkan dalam berbagai event seperti ekspo tingkat kecamatan, kabupaten, hingga di Yogyakarta. Sejauh ini, setidaknya dua unit telah terjual dengan harga Rp250 ribu dan Rp400 ribu. Pemasaran dilakukan melalui pameran, media sosial, hingga titip jual di toko online milik rekannya.


Meski begitu, ia menyadari bahwa produk kerajinannya termasuk kategori seni dan bukan kebutuhan pokok, sehingga penjualannya sangat bergantung pada apresiasi masyarakat.


“Ini kan seni ya, bukan kebutuhan sehari-hari. Jadi kalau ketemunya dengan orang yang sama-sama suka seni, nilai jualnya bisa tinggi. Saya masih terus belajar, karena di atas langit masih ada langit,” ucapnya rendah hati.


Yashtari berharap semakin banyak pihak yang mendukung karya-karya lokal dari penyandang disabilitas, sehingga bukan hanya menjadi hobi, tapi juga sumber penghasilan yang berkelanjutan.

Kontributor : Luthfi
Editor : Bayun

×
Berita Terbaru Update