![]() |
| Gunung Semeru Naik Status ke Level III Siaga, Awan Panas Masih Terus Terjadi |
Kenaikan status ini dipicu oleh erupsi yang terjadi pada pukul 14.13 WIB, berupa awan panas guguran yang berlangsung secara beruntun. Jarak luncur awan panas tidak dapat dipastikan karena visual gunung tertutup kabut. Hingga pukul 15.58 WIB, awan panas masih berlangsung dengan amplitudo maksimum mencapai 37 mm.
Dalam laporan resmi Badan Geologi, aktivitas erupsi dan guguran lava masih terjadi meski jarang teramati akibat cuaca buruk. Data kegempaan menunjukkan peningkatan signifikan, terutama pada gempa letusan, guguran, dan harmonik. Guguran lava pijar terpantau semakin intensif mengarah ke sektor tenggara, khususnya ke aliran Besuk Kobokan.
“Gempa-gempa yang terekam mengindikasikan masih adanya suplai material dari bawah permukaan, bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan hembusan,” ujar Kepala Badan Geologi, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc., dalam pernyataan tertulis.
Analisis variasi kecepatan gelombang seismik (dv/v) menunjukkan penurunan sejak pertengahan Oktober 2025, yang mengindikasikan peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunung. Namun, pemantauan deformasi menunjukkan pola yang relatif stabil, menandakan tidak ada tekanan signifikan dari bagian dalam gunung.
Dengan peningkatan status ini, masyarakat, pengunjung, dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 km dari puncak. Di luar radius tersebut, aktivitas juga dilarang dalam jarak 500 meter dari tepi sungai karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar.
Selain itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah karena potensi bahaya lontaran material pijar.
Informasi terkini mengenai aktivitas Gunung Semeru dapat diakses melalui situs resmi Badan Geologi, Magma Indonesia, aplikasi Magma Indonesia di Google Playstore, serta media sosial resmi Badan Geologi. (Purnomo)

