 |
Jalur Purworejo - Magelang Kembali Telan Korban, Seorang Pemotor Tewas Usai Adu Banteng Dengan Bus Hiba Putra |
Peristiwa nahas tersebut melibatkan sebuah bus bernomor polisi D 7919 AV dan sepeda motor bernomor AA 4317 EV, mengakibatkan satu orang meninggal dunia di perjalanan menuju rumah sakit.
Salah seorang warga setempat, Herni, warga Dusun Gembulan, menuturkan bahwa dirinya semula mengira suara keras di luar rumah adalah suara ban pecah. Namun, setelah dicek, ternyata terjadi kecelakaan.
“Korban perempuan, luka di kepala dan kaki kanan,” ujar Herni.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Purworejo, Ipda Tukul Puji Puriyono, membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, kecelakaan melibatkan bus Hiba Putra bernomor polisi D 7919 AV yang dikemudikan oleh Moch. Felbiyawan Nor asal Ciamis, dengan sepeda motor Honda Vario bernomor AA 4317 EV yang dikendarai oleh Yayuk Wulandari, warga Desa Penungkulan, Kecamatan Gebang.
“Dari hasil olah TKP, diketahui bahwa bus Hiba Putra melaju dari arah selatan (Purworejo) ke utara (Magelang). Setibanya di lokasi kejadian, bus bergerak ke kanan hendak mendahului kendaraan di depannya, namun bertabrakan dengan sepeda motor yang datang dari arah berlawanan. Benturan terjadi dengan arah depan–depan (adu banteng),” jelas Ipda Tukul.
Evakuasi korban dilakukan oleh petugas gabungan dari PMI Purworejo, Polsek Loano, dan tenaga medis Puskesmas Loano.
“Kami menerima laporan dari masyarakat, lalu bersama PMI segera menuju lokasi. Korban kami evakuasi ke RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo. Namun, korban mengalami luka berat dan meninggal dunia dalam perjalanan,” lanjutnya.
Petugas Pos PMI Kabupaten Purworejo, Yuli Haryono, juga membenarkan laporan tersebut.
“Kami menerima informasi dari Puskesmas Loano terkait kecelakaan dengan satu korban. Saat kami tiba, kondisi korban sudah henti napas dan henti nadi,” ungkapnya.
Ipda Tukul menegaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berkendara, terutama di musim hujan yang membuat jalan licin dan jarak pandang berkurang.
“Utamakan keselamatan daripada kecepatan. Jangan sampai orang tua bangga memberi kendaraan kepada anak-anak tanpa memperhatikan kesiapan dan keselamatannya,” pesannya.
Kontributor : Purnomo
Editor : Luthfi
