Notification

×

Iklan

Space Iklan Pituruh News Image Image Image Image Image Space Iklan Pituruh News Space Iklan Pituruh News Image Image

Kisah Budi Kurniawan, Penjual Terompet Baledono yang Bertahan di Tengah Sepinya Tahun Baru

Selasa, 30 Desember 2025 | 18:00 WIB Last Updated 2025-12-30T11:00:00Z

Budi Kurniawan penjual terompet asal Baledono. 

PURWOREJO – Menjelang pergantian Tahun Baru 2025, nasib penjual terompet tradisional tidak secerah bunyi yang mereka harapkan. Hal ini dirasakan langsung oleh Budi Kurniawan, penjual terompet asal Desa Baledono, Kecamatan Purworejo, yang mengaku mengalami kerugian besar akibat sepinya pembeli.


Budi menuturkan, pada tahun-tahun sebelumnya ia pernah menghabiskan modal hingga Rp15 juta, namun hasil penjualan tidak mampu menutup biaya produksi. Bahkan, saat berjualan di wilayah Kutoarjo bersama sekitar 20 pedagang terompet, hasil yang diperoleh nihil.

“Pernah gagal total. Modal habis, tapi terompet tidak laku,” ungkap Budi saat ditemui Tim PituruhNews, Senin (29/12/2025).


Meski pernah mengalami kegagalan, Budi tidak sepenuhnya meninggalkan profesinya. Ia kembali mencoba bangkit dan memulai usaha produksi terompet di awal tahun 2025. Tahun ini, dengan modal sekitar Rp2 juta, ia memproduksi kurang lebih 200 buah terompet hasil karyanya sendiri, dijual dengan harga Rp10 ribu per buah. Namun kenyataan kembali tidak berpihak. Dari pagi hingga sore hari, belum satu pun terompet terjual.


Menurut Budi, perubahan zaman menjadi salah satu faktor menurunnya minat masyarakat terhadap terompet Tahun Baru. Kehadiran telepon pintar berbasis Android membuat hiburan masyarakat beralih ke dunia digital, sehingga tradisi membeli terompet mulai ditinggalkan.

“Sekarang orang lebih memilih main HP. Terompet itu kan identik cuma buat Tahun Baru, tidak seperti dulu yang juga ramai untuk kegiatan lain,” keluhnya.


Meski begitu, Budi menegaskan bahwa terompet buatannya murni untuk hiburan Tahun Baru, bukan untuk kepentingan politik maupun agama. Ia hanya berharap bisa memperoleh penghasilan yang layak atau dalam istilah Jawa, sae.


Menariknya, Budi bukan penjual terompet biasa. Sejak tahun 1990, ia telah menekuni pembuatan terompet dan dikenal sebagai salah satu pakar terompet di Purworejo. Ia mampu memproduksi berbagai bentuk terompet unik, mulai dari model naga hingga beragam desain kreatif lainnya. Keahliannya membuat banyak pedagang terompet dari luar kecamatan, seperti Kemiri, Katerban, hingga Kutoarjo, belajar dan menimba pengalaman darinya.


Sebelum fokus pada produksi terompet, Budi juga pernah berjualan mainan keliling demi menyambung hidup. Meski kini penjualan kembali sepi, ia tetap berusaha bertahan dengan keterampilan yang dimilikinya.


Kisah Budi Kurniawan menjadi potret perjuangan pelaku usaha kecil yang berusaha bertahan di tengah perubahan zaman, sekaligus pengingat bahwa tradisi sederhana pun memiliki cerita panjang tentang ketekunan dan harapan.


Kontributor: Luthfi 

Editor: Tim PN 

×
Berita Terbaru Update