Notification

×

Iklan


Cepetan Kesenian Tari Legendaris dari Prapaglor, Pituruh

Rabu, 10 Juli 2019 | 11:15 WIB Last Updated 2019-07-10T04:15:54Z
PITURUH, (pituruhnews.com) - Berbicara kesenian kabupatan Purworejo adalah kota segudang seni dan budaya, salah satunya kesenian yang tidak asing yaitu kesenian tarian ndolalak.

Tidak hanya itu, ada kesenian lain yang belum banyak orang tahu yaitu Kesenian Cepetan dari desa Prapaglor, Pituruh. Kesenian ini pada awalnya kesenian tarian seperti Tarian Ronggeng. Selang berjalan waktu tarian ini sudah dibuat kreasi baru. 

Tarian Cepetan ini sudah ada sejak tahun 1985 an. Kesenian ini tidak lepas dari sosok bapak Ponijan yang merupakan sesepuh yang paling berpengaruh di kesenian ini.

"Kesenian ini tidak ada yang mengetahui tanggal persisnya didirikan, namun sejak tahun 1985 an sudah ada, '' ujarnya Rabu, 09/07/2019 pagi.

Anggota dari kesenian ini sebanyak 13 orang, yang sudah turun temurun dua generasi. Cepetan ini diketuai oleh bapak Suroso warga Desa Prapaglor, Rt/Rw 02/04, Dukuh Bojongankidul. Cepetan juga mempunyai nama kerennya yaitu Gobyuggan.
Cepetan saat tampil di acara pawai
Awal mula alat musik yang digunakan sangat sederhana, hanya dengan menggunakan Gamelan Jawa dan Gong Bumbung. Pada saat ini alat musik sudah dikreasikan ditambah alat musik calung dan pemain memakai topeng, kostum lucu, yang mengundang gelak tawa bagi orang yang melihatnya. Ada salah satu pemain yang membawa bendera merah putih dengan mempunyai makna sebagai wujud melestarikan kesenian lokal yang berada di Indonesia.

"Kesenian ini juga terus di kembangkan kreasinya supaya orang yang melihat tidak bosan dengan tariannya, " katanya.
alat musik yang dimainkan di kesenian cepetan
Konon kesenian ini hanya tampil dan bermain dalam acara tertentu, seperti sedekah bumi, acara desa seperti penyambutan tamu yang digelar oleh kepala desa. Namun sekarang bisa disaksikan pada acara karnaval, pawai ta'aruf khotmil qur'an dan acara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia 17 Agustus.

Slamet anggota cepetan mengungkapkan, bergabung dengan kesenian ini tidak lain sebagai nguri-uri kebudayaan lokal yang ada didesa tercinta.

"Jangan sampai kesenian ini punah tanpa ada generasi penerus, " tutupnya. (lt)

Iklan

×
Berita Terbaru Update