Notification

×

Iklan


Penyesuaian Pembelajaran Tatap Muka

Jumat, 26 November 2021 | 07:57 WIB Last Updated 2021-11-26T00:57:40Z

Ilustrasi Gambar/www.soalut.com

Ketika Covid 19 melanda  aktivitas Pembelajaran IPS SD yang dilakukan berkutat pada aplikasi pembelajaran daring mulai dari Whatsaap, google meet, google form, zoom maupun aplikasi game learning . Tetapi rutinitas  tersebut tampaknya akan segera berubah, setelah sekolah Di berbagai kota dan daerah sudah kembali  mengajar dan sudah memperoleh izin untuk melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka  secara Terbatas.

Dari kebiasaan melaksanakan pembelajaran jarak jauh  ke Pembelajaran Tatap Muka terbatas, tentu membutuhkan penyesuain yang tidak cepat . Mulai dari pemyesuaian  dengan kondisi, program sekolah, prokes, sampai dengan kewajiban orangtua melakukan antar-jemput anak saat Pembelajaran Tatap Muka terbatas berlangsung.

Durasi waktu pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka yang sangat singkat menyebabkan benturan antara jadwal pekerjaan orangtua dengan sekolah anak. Masalah rentang waktu Pembelajaran Tatap Muka tersebut membuat orangtua sedikit bimbang dalam membagi tugas siapa yang menjemput dan mengantar anaknya. Tidak bisa di bayangkan  bagaimana rumitnya orangtua lain yang memiliki banyak anak

Mengembalikan kondisi Belajar

Rentang waktu yang singkat selama Pembelajaran Tatap Muka terbatas juga menjadi PR tersendiri bagi guru SD untuk mengembalikan fokus belajar siswa pada  mata pelajaran IPS  siswa. Pelaksanaan PJJ selama lebih dari satu setengah tahun tentu membawa perilaku baru bagi  peserta didik dalam belajar. Sehingga penyusunan ulang perencanaan pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, sampai dengan pemilihan evaluasi pembelajaran mutlak harus dilakukan penyesuaian oleh sekolah dan guru.

Program pada awal-awal Pembelajaran Tatap Muka ini memang fokus utamanya yaitu membiasakan kembali sekolah ini,  butuh proses yang tidak singkat. Apalagi sebelumnya siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran PJJ yang santai . Tentu saat ini mereka harus mulai kembali beradaptasi dengan kebiasaan sekolah tatap muka seperti berseragam rapi, disiplin waktu, sarapan sebelum berangkat sekolah, serta mampu menyesuaikan kembali dengan suasana belajar di kelas.

Sangat terlihat sekali pada saat awal Pembelajaran Tatap Muka  terbatas berlangsung, peserta didik menunjukkan ketidakfokusan dalam belajar IPS. Saat pembelajaran di dalam kelas banyak peserta didik yang lelah, sering melihat ke jam dinding, serta banyak yang melamun.

Pada saat kegiatan Pembelajaran Tatap Muka terbatas di kelas memang lebih baik dimanfaatkan untuk membangun kisah antara guru dengan peserta didik dibandingkan dengan mengejar ketuntasan materi. Pemberian materi  bisa dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi yang digunakan sebelumnya. Penggunaan metode pembelajaran  campuran antara tatap muka dengan daring  ini sangat mungkin dilakukan selama Pembelajaran Tatap Muka terbatas.

Mengembalikan kisah antara guru dengan peserta didik sangatlah penting. Ketika kisah tersebut sudah kembali terbentuk, maka akan membuat kepekaan maupun fokus peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS  di dalam kelas. Jika peserta didik sudah fokus belajar, maka akan berdampak baik pada perolehan hasil akademik mulai dari sikap, pengetahuan, maupun ketrampilannya.

Adaptasi Prokes ( Protokol Kesehatan)

Membiasakan peserta didik untuk tetap mematuhi Prokes memanglah tidak mudah . Pengap  saat memakai masker menjadi "curhatan" para peserta didik saat Pembelajaran Tatap Muka terbatas berlangsung. Belum lagi selain memakai masker, mereka juga harus memakai face shield. Tentu hal tersebut juga semakin menambah ketidaknyamanan mereka saat mengikuti Pembelajaran Tatap Muka terbatas ini.

Selain pembiasaan memakai masker, "berbincang" adalah salah satu hal yang sulit untuk dihindarkan dari para peserta didik. Hal seperti pergantian jam mapel maupun saat datang dan pulang sekolah, secara langsung mereka masih saling mendekat dan mengobrol. Semua itu saya kira butuh sebuah proses penyesuaiam untuk dapat beradaptasi dengan peraturan sekolah yang baru ini.

Semua warga sekolah maupun wali murid harus bisa beradaptasi dengan prokes. Peserta didik yang memakai masker belum tepat atau masih dijumpai siswa yang berbincang adalah cobaan tersendiri bagi sekolah dan pengajar dalam membiasakan standar prokes  pada peserta didik.

Sekolah bukanlah tempat berekreasi, melainkan tempat mengubah suasana pengetahuan  dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, mengubah sikap dari yang sebelumnya belum baik menjadi baik, dan dari yang sebelumnya jarang menjadi terbiasa. Tidak bisa kemudian kesalahan sedikit langsung ditindak dengan kembali menutup sekolah, karena dianggap lalai dalam menjalankan protokol kesehatan.

Penulis : Latifah Rahmah Avinda/Mahasiswa Pendidikam Guru Sekolah Dasar/Universitas Muhammadiyah Purworejo

Iklan

×
Berita Terbaru Update