Notification

×

Iklan


Melihat Dampak Pembelajaran Tatap Muka Terbatas pada Anak Sekolah Dasar

Rabu, 22 Juni 2022 | 22:48 WIB Last Updated 2022-06-22T15:49:41Z
Dunia pendidikan Indonesia mengalami perubahan dan penyesuaian dari sistem pembelajaran semenjak masuk dan tersebarnya virus Covid 19 di Indonesia. Pandemi ini tidak hanya mempengaruhi sektor pendidikan saja akan tetapi dari berbagai sektor mengalami perubahan. Dampak perubahan tersebut dalam dunia pendidikan berupa tata cara pengajaran atau kegiatan belajar siswa megalami kendala karena dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), dan dampak pandemi tersebut juga mempengaruhi ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya. Masa pandemi Covid 19 menyebabkan pembelajaran di belahan dunia mana pun mengalami ganguan. Dimana pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka mengalami kendala sehingga pembelajaran siswa dilakukan dari rumah (BDR) dengan memakai sistem pembelajaran daring (online) jarak jauh.

Pembelajaran daring menjadi hal baru di bidang pendidikan kali ini. Semenjak pandemi, sepertinya kita tidak ada pilihan lain selain melaksanakan proses belajar mengajar secara online. Tapi yang perlu kita pikirkan bersama adalah, apakah pembelajaran daring itu efektif khususnya untuk siswa sekolah dasar. Kita tahu bahwa siswa sekolah dasar itu, masih sangat perlu pendampingan dari berbagai pihak agar mereka dalam belajar bisa terarahkan. Namun, fenomena pembelajaran daring menuntut siswa untuk bisa memahami materi tanpa bertatap muka langsung dengan guru. Terlebih lagi, dalam proses pembelajaran daring, setiap siswa diharapkan mempunyai smartphone demi keberlangsungan proses belajar. Meskipun beberapa smartphone yang mereka gunakan milik orang tuanya, tidak jarang siswa sekolah dasar yang sudah di belikan smartphone sendiri. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Pasalnya usia siswa sekolah dasar belum mampu mempertimbangkan dampak baik dan buruk dari suatu hal. Mereka masih sangat suka dengan hal-hal yang membuat mereka penasaran. Dampaknya mereka akan membuka berbagai macam hal, dan tidak jarang tanpa pengawasan orang tua.

Pembelajaran Tatap Muka 

Yang dimaksud pembelajaran tatap muka merupakan pembelajaran yang dilakukan secara langsung, dimana guru dan siswa mengalami interaksi dalam suatau ruangan atau luar rangan dan pembelajaran tersebut berlangsung tanpa menggunakan jaringan internet. Pembelajaran luring ini menggunakan  buku, modul, LKS, dll sebagai media pendukung dalam  bentuk fisik, maupun televisi.  Kegiatan yang menggunakan televisi ini dilakukan secara tatap muka dengan televisi sebagai media untuk menyasikan program-program pendidikan.
Pembelajaran tatap muka ini sangatlah cocok untuk dilakukan di sekolah-sekolah yang berada di daerah 3T ( terdepan, tertinggal, dan terpencil ) sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan proses belajar yang dilakukan secara tatap muka. Pembelajaran sacara tatap muka di dearah 3T dapat dikatakan berjalan secara efektif dibandingkan pembelajaran yang dilakukan secara daring. Karena siswa yang berada di dareah 3T tentunya sangat jarang yang memiliki jaringan internet dan teknologi yang memadahi berupa HP ataupun laptop/komputer.

Kelebihan Pembelajaran Tatap Muka 
1. Siswa terpantau dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Siswa lebih fokus saat proses pembelajaran.
3. Standarisasi jelas, dimana materi pembelajaran dan kurikulum dapat tersampaikan dengan jelas sesuai standar.
4. Siswa diperhatikan, dimana saat siswa kebingungan saat belajar dapat bertanya secara langusung tanpa terbatas ruang dan jarak.

Kelemahan Pembelajaran Tatap Muka
1. Jarak dalam menempuh pembelajaran, hal ini menjadi kendala bagi siswa yang jarak antara tempat sekolah dan rumah jauh dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Waktu pembelajaran, dimana waktu pembelajaran ini harus disesuaikan sehingga memerlukan suatu kedisiplinan tinggi agar semua siswa dapat hadir tepat waktu.
3. Beresiko tertular Covid 19.
4. Keterbatasan pengetahuan teknologi.
5. Sarana dan prasana, ketika terjadi di masa pandemi saranan dan prasaran haruslah memandahi dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Penulis :
1. Dwi Nursanti (202180031)
2. Nur Alfiah (202180045)
3. Titi Anjarini, M.Pd
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Iklan

×
Berita Terbaru Update