Notification

×

Iklan

Museum Tosan Aji Purworejo Gelar Jamasan Pusaka Tahunan 2025, Perkuat Pelestarian Budaya dan Dukung Wayang Gagrak Bagelen Menuju WBTb

Jumat, 27 Juni 2025 | 06:17 WIB Last Updated 2025-06-27T01:56:50Z
Jamasan Tosan Aji Purworejo
Purworejo, (pituruhnews.com) - Sebagai wujud komitmen pelestarian warisan budaya, Museum Tosan Aji Purworejo bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo kembali menggelar tradisi tahunan Jamasan Tosan Aji. Kegiatan yang diselenggarakan di Museum Tosan Aji dan Pendopo Kabupaten Purworejo pada tahun 2025 ini tidak hanya menjadi ritual perawatan fisik benda pusaka, tetapi juga sarana introspeksi diri dan penguatan identitas budaya Jawa. Kamis, (26/06) malam.

Jamasan Tosan Aji merupakan tradisi membersihkan atau memandikan benda-benda warisan budaya, khususnya Tosan Aji atau senjata pusaka, yang berakar pada budaya lokal Purworejo yang kaya dan dipengaruhi oleh tradisi Surakarta serta Yogyakarta. Jamasan berasal dari bahasa Jawa Kromo Inggil yang berarti cuci atau membersihkan, juga dikenal sebagai Siraman. Secara teknis, prosesi ini bertujuan untuk memeriksa dan merawat kondisi benda-benda bernilai sejarah agar terhindar dari kerusakan, sementara secara spiritual dimaknai sebagai laku pembersihan diri dan introspeksi bagi individu.

Museum Tosan Aji Purworejo, yang kini mengoleksi 1.286 Tosan Aji dan 276 benda cagar budaya lainnya, memainkan peran penting dalam tradisi ini. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih, menjelaskan bahwa pada kegiatan Jamasan Tosan Aji tahun 2025 ini, sebanyak tiga buah Tosan Aji dijamas.
"Dua Tosan Aji merupakan koleksi Museum Tosan Aji yang mewakili era Mataram Kuno dengan Keris Naga Pasung (Tangguh Bagelen, masa Kabudhan) dan Keris Brojol (era Mataram Islam). Satu Tosan Aji lainnya adalah milik Wakil Bupati Purworejo, Bapak Dion Agasi Setiabudi, berupa Keris berdapur Sengkelat yang dibuat pada masa Sultan Agung," terang Dyah Woro Setyaningsih.

Prosesi Jamasan diawali dengan penyerahan pusaka oleh Bupati Purworejo, Hj. Yuli Hastuti, S.H., didampingi Wakil Bupati Purworejo, Bapak Dion Agasi Setiabudi, kepada Ki Juru Jamas, Teguh Wahyu Kuntoro. Pusaka-pusaka tersebut kemudian dibawa ke Pendopo Kabupaten Purworejo untuk dilakukan proses Jamasan.

Rangkaian kegiatan pelestarian budaya ini juga dimeriahkan dengan pementasan Wayang Kulit pada malam harinya. Pementasan ini secara khusus menampilkan Wayang dengan Gagrak Bagelen yang saat ini kelestariannya terancam. Dua lakon berbeda dipentaskan, yaitu “Pandu Swargo” oleh dalang Ki Dewoto dan “Romo Nitis” oleh dalang Ki Parikesit. Pementasan ini merupakan upaya dokumentasi penting untuk mendukung usulan Wayang Gagrak Bagelen sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) dari Purworejo.
Dalam sambutannya, Bupati Purworejo, Hj. Yuli Hastuti, S.H., menegaskan pentingnya pelestarian budaya. Telah kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Purworejo merupakan salah satu kabupaten yang kaya akan budaya, yang hingga kini masih terus dilestarikan dan dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. 

"Salah satunya adalah budaya yang berkaitan dengan Tosan Aji atau senjata pusaka," ujar Bupati.

Beliau juga menyampaikan perhatian pemerintah terhadap Museum Tosan Aji. Sebagai bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Purworejo terhadap pelestarian budaya.

"Kami terus berupaya mengembangkan dan menyempurnakan Museum Tosan Aji, yang tidak hanya menjadi sarana pelestarian senjata pusaka, tetapi juga sebagai media edukasi bagi generasi muda kita," tuturnya.
Terkait pementasan wayang, Bupati menambahkan, selain acara Jamasan Tosan Aji, kegiatan ini juga akan diselenggarakan pertunjukan Wayang Kulit dengan gaya khas Bagelen, yang akan kita usulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda asli dari Purworejo.

Bupati Yuli Hastuti menutup sambutannya dengan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga dan mewariskan budaya, serta membacakan semboyan.

"Mari kita jaga, lestarikan, dan wariskan budaya yang kita miliki saat ini agar generasi mendatang tidak kehilangan identitas dan jati diri budaya Jawa. Luhuring Budaya Hamimbuhi Kuncoroning Projo Purworejo Hadipurwo, Sumunar saindhenging Nuswantoro," pesannya. (ROH)
×
Berita Terbaru Update