Notification

×

Iklan

46 Gunungan Hasil Bumi Meriahkan Festival Jolenan Somongari: Warisan Leluhur yang Tetap Hidup

Rabu, 06 Agustus 2025 | 07:03 WIB Last Updated 2025-08-06T00:03:15Z

Sebanyak 46 gunungan hasil bumi berwarna-warni meriahkan Festival Jolenan Somongari 2025 yang digelar di Balai Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Selasa Wage (5/8/2025).
PURWOREJO – Sebanyak 46 gunungan hasil bumi berwarna-warni meriahkan Festival Jolenan Somongari 2025 yang digelar di Balai Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Selasa Wage (5/8/2025). Bertajuk “Perbawa Adiluhung Kaloka”, festival ini menjadi bukti kuat betapa tradisi budaya masih berdenyut hidup di tengah masyarakat lereng Pegunungan Menoreh.

Festival Jolenan merupakan bagian dari tradisi merti desa atau sedekah bumi, yang digelar setiap dua tahun sekali pada bulan Sapar kalender Jawa. Tradisi ini menjadi bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas limpahan rejeki serta harapan agar desa selalu diberkahi keselamatan dan kemakmuran.


Rangkaian acara yang diselenggarakan pun sarat makna dan kearifan lokal. Mulai dari malam tirakatan, kirab jolenan, grebeg jolenan, kenduri, pertunjukan seni Tayub, berbagai panggung kesenian tradisional, hingga bazar UMKM yang menghadirkan produk-produk lokal unggulan.

Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi, SIKom, MSi hadir membuka acara dan memberikan apresiasi tinggi terhadap pelestarian budaya yang dilakukan warga. Ia menyebut festival ini bukan hanya sebagai ritual tradisi, tetapi juga sebagai kekuatan sosial dan ekonomi masyarakat.


“Sesuai dengan taglinenya Perbawa Adiluhung Kaloka, yang bisa dimaknai sebagai karakter luhur yang tersohor. Harapannya, masyarakat Somongari menjadi sosok yang kondang dengan budi pekerti luhur, yang membawa keberkahan bagi desa dan seluruh warganya,” ujar Dion.

 

Dion juga berharap Festival Jolenan dapat menjadi magnet baru dalam pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya sekaligus menggerakkan ekonomi lokal. Ia mengajak generasi muda untuk tidak hanya menikmati tradisi ini, tapi juga menjaga dan mewariskannya.


“Tradisi ini adalah warisan yang tidak ternilai. Ia hidup karena dijaga. Mari terus hidupkan Jolenan agar selalu memberi nilai dan makna bagi masyarakat kita,” tambahnya.

 

Senada, Sekretaris Desa Somongari Dwi Anggoro Deskianto, SIKom mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kesuksesan festival. Ia menegaskan bahwa tradisi Jolenan merupakan pusaka budaya yang telah diwariskan turun-temurun oleh para leluhur.


“Ini bukan sekadar perayaan, tapi juga bentuk doa dan harapan. Semoga semua ini membawa keberkahan untuk kita semua,” tutup Dwi.

×
Berita Terbaru Update