Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Purworejo, Dion Agasi Setiabudi, SIKom, MSi, dalam audiensi Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Provinsi Jawa Tengah bersama Pokja PKP Kabupaten Purworejo, di Ruang Bagelen, Jumat (12/9/2025).
“Ketika sampah jadi masalah, dampaknya langsung terasa. Karena itu harus ada langkah nyata, baik jangka pendek maupun jangka panjang,” tegas Dion.
Ketua Pokja PKP Kabupaten Purworejo, Drs Hery Raharjo, MSi, mengungkapkan fakta yang cukup mengkhawatirkan. Dari total 117.937 ton sampah per tahun, baru 58 ribu ton yang bisa terkelola. Layanan pengangkutan pun baru menyentuh sekitar 30–40 persen wilayah, terutama kota dan pasar.
“Keterbatasan armada, rute layanan yang belum efisien, serta minimnya fasilitas TPS3R di desa menjadi tantangan besar,” ungkapnya.
Lebih jauh, kondisi TPA Jetis Loano kini sudah overload. Ditambah lagi, kesadaran masyarakat untuk memilah sampah masih rendah.
Namun, jalan keluar sudah disiapkan. Pokja PKP menggariskan sejumlah program prioritas, mulai dari revitalisasi fasilitas persampahan, mendorong Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), hingga memperkuat kebijakan daerah.
Dengan langkah bersama, sampah yang selama ini jadi masalah bisa berubah menjadi peluang. Bukan hanya menjaga lingkungan tetap bersih, tapi juga membuka jalan bagi Purworejo yang lebih sehat, hijau, dan berdaya.

