![]() |
peringatan maulid nabi Muhammad SAW di desa Ngampel/foto website desa Ngampel |
Tradisi ini digelar di lima dusun, yakni Dusun Malang, Dusun Ngampel, Dusun Kuniran, Dusun Wringin Kidul, dan Dusun Wringin Lor. Warga membawa cepon berisi nasi putih, ayam kampung panggang, jenang merah, ketan, serta pisang ke masjid, mushola, atau rumah tokoh masyarakat. Acara kepungan dipimpin langsung oleh Kepala Dusun masing-masing.
Keunikan tradisi ini adalah adanya prosesi munjung, yaitu penghormatan kepada tokoh yang dituakan di desa. Sebagian isi cepon dibagikan untuk diberikan kepada Kepala Desa, perangkat desa, atau Ketua RT/RW. Dalam munjung, ada dua cara yang dipraktikkan, yakni memberikan ayam hidup dan beras sebelum kepungan, atau menyerahkan cepon terbaik yang dipilih saat acara berlangsung.
Menurut Kepala Desa Ngampel, Tupon, tradisi panggangan bukan hanya sekadar ritual adat, tetapi juga sarana memperkuat persaudaraan warga. “Selain menjaga kerukunan, tradisi ini mengajarkan kita untuk bersyukur, berdoa, serta meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya.
Doa bersama menjadi penutup acara, dipimpin oleh tokoh agama dusun setempat. Warga mendoakan keselamatan, ampunan, dan keberkahan untuk keluarga maupun seluruh umat Islam.
Tak hanya pada Maulid Nabi, tradisi panggangan juga dilaksanakan saat peringatan Isra’ Mi’raj serta malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan. Masyarakat Desa Ngampel percaya bahwa tradisi ini adalah warisan leluhur yang harus terus dijaga sebagai identitas budaya lokal.