![]() |
arak-arakan desa Megulungkidul |
Tradisi yang digelar pada bulan Maulid Nabi maupun Isra’ Mi’raj ini telah berlangsung turun-temurun sejak puluhan tahun lalu. Arak-arakan dimulai dari rumah masing-masing santri menuju masjid desa. Sepanjang perjalanan, masyarakat tumpah ruah ke jalan menyambut dengan penuh suka cita.
Para santri yang diarak mengenakan busana muslim rapi, bahkan sebagian bersorban, menambah khidmat prosesi tersebut. Kuda jingkrak yang ditunggangi melambangkan kejayaan dan kebanggaan, sementara iringan musik kencreng dengan lantunan shalawat menambah semarak suasana religius.
“Ini adalah bentuk syukur sekaligus penghormatan kepada para santri yang telah berhasil menuntaskan bacaan 30 juz Al-Qur’an. Harapan kami, anak-anak ini kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia, berguna bagi agama dan masyarakat,” ujar salah satu tokoh masyarakat Megulungkidul.
Bagi warga setempat, tradisi ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga warisan budaya religius yang sarat makna. Dengan tetap menjaga nilai keislaman dan kearifan lokal, tradisi arak-arakan santri khatam Qur’an diyakini akan terus lestari di Purworejo, khususnya di Desa Megulungkidul.