![]() |
| Siswi SMP di Purworejo Diduga Kembali Jadi Korban Perundungan, Orang Tua Minta Penegakan Hukum |
Kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (18/11/2025), ketika korban sedang berada di dalam kelas. Menurut pengakuannya, lima siswi kelas IX—masing-masing berinisial F, G, A, SO, dan SI—tiba-tiba mendatangi korban sambil menuduhnya merebut pacar salah satu dari mereka.
“Saya sudah bilang tidak kenal siapa pun, tapi mereka tetap mukul dan menampar saya,” ujar N saat ditemui sebelum menjalani pemeriksaan medis di RS Panti Waluyo, Kamis (20/11/2025).
Diseret ke Kamar Mandi dan Disiram Air
Tidak berhenti di kelas, korban mengaku kembali diintimidasi setelah meminta istirahat di UKS karena merasakan sakit. Para terduga pelaku disebut menyeret N ke kamar mandi dan menyiram tubuhnya hingga basah.
“Teman-teman takut menolong. Guru tidak ada yang tahu karena saya dikira sakit biasa,” jelas N.
Korban juga menyampaikan bahwa tindakan kekerasan kelompok tersebut bukan yang pertama terjadi. Mereka disebut pernah melakukan penyiraman air sabun terhadap siswa lain.
Masyarakat sekitar turut memberikan informasi bahwa di sekolah tersebut diduga terdapat kelompok siswa yang menamakan diri sebagai geng dengan simbol-simbol bernuansa hitam.
Orang Tua Keberatan, Minta Proses Hukum
Ayah korban, S, menyatakan keberatan atas kejadian yang menimpa putrinya. Ia berharap proses hukum dapat berjalan untuk memberikan efek jera kepada para pelaku.
“Anak saya sampai tidak berani sekolah. Tidak ada satu pun dari pihak pelaku yang datang meminta maaf,” tegasnya.
Pihak Sekolah Mengakui Terjadi Dugaan Perundungan
Kepala Sekolah, WD, membenarkan adanya laporan dugaan perundungan tersebut. Ia mengaku mengetahui kejadian itu setelah mendapat panggilan dari Polsek Kaligesing.
“Saya sedang rapat di luar saat kejadian. Begitu menerima kabar dari Polsek, kami langsung mencari penjelasan,” ujar WD.
Pada keesokan harinya, pihak sekolah bersama guru BK mendatangi rumah korban untuk meminta maaf kepada keluarga.
“N mengeluh perutnya masih sakit. Kami sarankan berobat dulu. Bila nanti kembali ke sekolah, kami siap mendampingi agar dia merasa aman,” tambahnya.
WD menegaskan pihak sekolah akan mengevaluasi aturan internal serta menyelidiki kebenaran isu tentang keberadaan geng di lingkungan sekolah.
“Kejadian ini menjadi bahan introspeksi kami untuk memperketat pengawasan. Kami berharap N bisa pulih dan kembali sekolah seperti biasa,” tutupnya.
Kontributor : Luthfi
