![]() |
| Ilustrasi (AI Gemini). (PituruhNews.com/Istimewa). |
PITURUH – Menjelang libur semester, pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Pituruh kembali menjadi sorotan. Meski program nasional ini telah berjalan hampir satu tahun, distribusinya di wilayah Pituruh masih belum merata. Puluhan sekolah mulai dari SD, SMP, TK hingga PAUD dilaporkan belum pernah menerima manfaat MBG sejak awal 2025.
Hingga kini, hanya satu Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) yang beroperasi di Kecamatan Pituruh. SPPG tersebut memprioritaskan penyaluran untuk jenjang SMA dan SMP, serta beberapa SD dan TK di sekitarnya. Kondisi ini menimbulkan kesenjangan akses gizi tambahan antar sekolah, terutama menjelang libur panjang akhir tahun.
Sekolah-sekolah yang sudah menerima MBG mulai menyiapkan mekanisme distribusi khusus selama libur semester. Namun sekolah yang belum terjangkau hanya bisa menunggu tanpa kepastian. Situasi ini memunculkan pertanyaan dari guru, orang tua, hingga siswa yang berharap program gizi nasional tersebut dapat dirasakan secara merata.
Salah satu sekolah penerima, SDN Pepe, telah menyiapkan skema pembagian agar siswa tetap mendapatkan jatah MBG selama liburan. Guru SDN Pepe, Bambang Priasmoro, menjelaskan teknis yang akan diterapkan.
“Kami merencanakan dalam rangka liburan, anak-anak tetap ke sekolah untuk mengambil jatah MBG pagi,” ujarnya, Senin (15/12/2025).
Untuk efisiensi, siswa juga akan menerima paket kering untuk dua hari berikutnya. “Dan sekaligus ambil jatah kering untuk hari berikutnya,” tambahnya. Dengan skema ini, siswa hanya perlu datang dua kali seminggu untuk mengambil paket kombinasi sesuai pedoman resmi Badan Gizi Nasional (BGN).
SDN Pepe juga menerapkan pengelolaan logistik ketat agar tidak ada makanan terbuang.
“Siswa yang tidak berangkat, kalau yang tidak masuk bisa dikembalikan ke dapur MBG,” jelas Bambang.
Berbeda dengan SDN Pepe, sekolah yang belum menerima MBG justru menghadapi situasi sebaliknya. Syukron Zahidi, guru SDN Girigondo, mengungkapkan kekecewaannya.
“SDN Girigondo belum menerima MBG semenjak MBG diterapkan pada awal tahun 2025, sudah satu tahun ini sampai sekarang belum pernah menerima,” keluhnya.
Keluhan serupa juga muncul dari siswa. Saat mengikuti lomba di sekolah penerima MBG, beberapa siswa dari sekolah non-penerima secara polos menanyakan kapan giliran sekolah mereka mendapatkan jatah gizi. Pertanyaan sederhana itu justru menegaskan urgensi perluasan jangkauan SPPG agar seluruh anak usia sekolah di Kecamatan Pituruh dapat menikmati hak yang sama.
Program MBG diharapkan dapat segera diperluas agar tidak terjadi ketimpangan akses gizi antar sekolah, terutama di wilayah pedesaan yang sangat membutuhkan dukungan nutrisi bagi tumbuh kembang siswa.
Kontributor: Skr
Editor: Mad
