PURWOREJO — Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), melakukan ziarah ke makam Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo di Ngupasan, Pangenjurutengah, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa siang. SBY tiba, Selasa sekitar pukul 13.15 WIB dan disambut keluarga besar serta para hadirin yang telah menunggu lebih awal.
SBY Ziarah ke Makam Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, Kenang Keteguhan Sang Prajurit Sejati
SBY: “Prajurit Sejati, Teguh pada Negara, dan Lurus pada Kebenaran”
Dalam ziarah ini, SBY—suami dari almarhumah Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono), putri ketiga Jenderal Sarwo Edhie—menyampaikan doa serta refleksi mengenai jasa dan keteladanan sang pahlawan nasional.
SBY mengingat kembali hari pemakaman mertuanya pada 10 November 1989, yang bertepatan dengan Hari Pahlawan, saat ia masih berpangkat Letnan Kolonel.
“Pemakaman dipimpin Jenderal Edi Sudradjat, dengan para sesepuh TNI hadir, termasuk Jenderal Faisal Tanjung dan Jenderal Wismoyo Arismunandar,” kenang SBY.
Ia menyebut Sarwo Edhie sebagai sosok yang disiplin, berani, dan teguh pada negara dalam situasi apa pun, meski wafat pada usia yang relatif muda.
Riwayat Perjuangan Sarwo Edhie
Dalam sambutannya, SBY menguraikan kembali jejak panjang pengabdian Sarwo Edhie, mulai dari masa awal kemerdekaan hingga berbagai tugas penting negara. Di antaranya:
-
Pejuang sejak 1945 dan terlibat dalam Palagan Ambarawa.
-
Berkiprah di RPKAD (Kopassus), termasuk Operasi Trikora, Dwikora, dan berbagai operasi lainnya.
-
Menempuh pendidikan militer di Amerika Serikat dan Australia, serta mendorong modernisasi pendidikan komando dan lintas udara.
-
Menjabat Gubernur Akabri selama empat tahun.
-
Menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan dan Inspektur Jenderal Kemlu.
-
Ditugasi Presiden Soeharto memimpin BP7 untuk mengawal penghayatan Pancasila.
-
Terlibat dalam pengamanan proses jajak pendapat PBB di Papua.
seorang prajurit tidak boleh membenci negaranya, dan jika memberi saran, harus disampaikan dengan baik tanpa melawan negara yang turut ia dirikan.
Ia mengisahkan bahwa pernah ada kekuatan tertentu yang mengajak almarhum melakukan perlawanan, namun Sarwo Edhie menolak. “Jawabannya tegas: ‘Tidak mungkin. Ini negara kita,’” tutur SBY.
Keteguhan Ibu Sunarti Srihadiyah
SBY juga mengenang keberanian istri Sarwo Edhie, almarhumah Sunarti Srihadiyah, yang pernah diinterogasi patroli Belanda pada masa perang gerilya namun tetap teguh menjaga rahasia perjuangan.
“Itu heroisme seorang istri prajurit,” kata SBY.
Purworejo sebagai Tanah Para Tokoh Bangsa
Dalam sambutannya, SBY mengingatkan bahwa Purworejo adalah tempat kelahiran sejumlah tokoh nasional seperti Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Urip Sumoharjo, dan pencipta lagu Indonesia Raya, WR Supratman.
“Purworejo harus bangga sebagai kota pejuang,” ujarnya.
SBY juga mengisahkan kenangan pertamanya datang ke makam tersebut saat masih taruna tingkat empat, ketika diminta Sarwo Edhie menentukan arah kiblat makam keluarga. Kenangan itu kembali hadir ketika ia datang lebih dulu pada malam sebelum pemakaman mertuanya, dalam kondisi hujan, untuk memastikan arah pemakaman sudah tepat.
Mengajak Mendoakan Para Almarhum
Menutup ziarahnya, SBY mengajak semua yang hadir untuk mendoakan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo dan Ibu Sunarti Srihadiyah.
“Semoga segala amal, perjuangan, dan cita-cita baik beliau dapat diteruskan oleh anak cucu dan generasi bangsa,” ucapnya.
