Notification

×

Iklan


Pembelajaran di Masa Pandemi

Senin, 27 Desember 2021 | 19:03 WIB Last Updated 2021-12-27T12:03:26Z

 

“Pandemi mengubah tradisi kita”. Kiranya inilah gagasan yang awam, muncul berkelindan dalam diskusi publik: mulai dari cuci tangan setiap hari, penggunaan masker, hingga perjumpaan antar manusia. Tentu ini berat, karena secara budaya dan psikologi kita tidak disiapkan. Dari semua pola kebiasaan sosietas yang berubah, sistem pendidikan pun disentuh kultur baru, face to face menuju screen to screen. Persoalan yang terjadi adalah, sistem pendidikan berubah namun metodologisnya masih sama.

Kita mungkin masih mengetahui bahwa sektor pendidikan berkembang di dalam sejarah, dengan segala dinamika dan kompleksitasnya. Juga dijumpai bahwa setiap generasi pada zamannya, kendati secara evolutif, mampu menyesuaikan diri dengan sistem yang demikian, dari batu tulis, papirus, kertas hingga yang non-kertas atau virtual. Artinya setiap tantangan dalam sektor pendidikan selalu disertai dengan kapasitas adaptatif manusia. Karena manusia itu progresif sekaligus dinamis. Yang dibutuhkan hanyalah rekonsiliasi atau kerjasama antara pelaku pendidikan dan sarana pendidikan.

Dalam konteks pandemi, kita memang disentuh kultur baru, belajar online.  Namun pada saat yang sama, kita generasi pembelajar saat ini tidak lain adalah generasi milenial dengan sistem digitalisasi sebagai karakter utama. Bahkan di beberapa tempat, khususnya di negara-negara yang maju secara teknologi, belajar online adalah sesuatu yang lumrah. Lalu apa artinya belajar online di tengah pandemi? Sadar atau tidak, belajar online dalam konteks pandemi merupakan sebuah pilihan yang paling mungkin diterapkan dalam sektor pendidikan. Artinya, setiap negara wajib melakukan hal yang sama. Ketika sebuah gerakan dilaksanakan secara serempak dan dalam tataran global, maka ada suatu kesadaran lain yang harus dipertimbangkan. Sepertinya belajar online bukan hanya sebuah pilihan yang bersifat antropologi, sosiologi, ataupun pedagogi, melainkan suatu pilihan moral, yakni tanggung jawab setiap kita terhadap kehidupan orang lain. Ini adalah pilihan etis, sebuah optio fundamental. 

Solusi terbaik yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan seputar sekolah online tanpa menghilangkan manfaat dari sistem sekolah online itu sendiri seperti manfaat efisiensi dan keamanan, dapat diatasi dengan dua pilihan berikut yaitu : Solusi yang pertama adalah penerapan sekolah online sekaligus sekolah ofline yang menyangkut, praktikum, penelitian, dan mata kuliah tertentu. Dengan memberlakukkan sistem sekolah online sekaligus ofline tentunya dengan penerapan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah siswa per-ruangan, manfaat yang didapatkan dari sistem sekolah secara online dapat dipertahankan, dan kekurangan-kekurangan dari sistem sekolah online juga dapat diatasi dengan pemberlakuan seolah tatap muka untuk praktik, yang mana tidak memungkinkan dilakukan secara online. kemudian ujian secara offline atau tatap muka juga perlu diterapkan guna menghindari penyalahgunaan situasi dimana para siswa bisa saja melakukan kecurangan apabila ujian dilakukan secara online, dan setidaknya harus ada satu mata kuliah yang harus berupa tatap muka secara langsung supaya menjaga rasa sosial siswa dan juga dapat memudahkan proses pembelajaran tentunya dengan penerapan social distancing dan protokol kesehatan lainnya seperti penggunaan masker, sanitizer, dan lain-lain.

Masa pandemi ini mendorong kita untuk beradaptasi pada suatu keadaan yang baru atau the new normal. Para siswa dan guru juga beradaptasi dengan sekolah online. Sekolah online harus menjadi bagian dari seruan kemanusiaan. Sekolah online mesti dilihat sebagai suatu sumbangan solidaritas kemanusiaan dan solidaritas ekologis di tengah pandemi. Sekolah online tidak hanya sekadar rekonstruksi bangunan pendidikan tetapi rekoleksi diri terhadap keprihatinan sosial demi kesejahteraan manusia. Dengan platform digital, kita akhirnya semakin dekat dengan evolusi sebagai homo digital. Ruang untuk menjajakan dunia maya atau online semakin berkembang. Kita optimis menuju pendidikan yang mengglobal melalui jaringan.

Sekoliah online juga menjadi kritikan bagi pemerintah untuk menata masyarakat dan memberikan pendidikan yang jelas agar terbebas dari belenggu keterbelakangan pendidikan. Masyarakat dan siswa pertama-tama harus dibekali oleh pengetahuan dan pembentukan sumber daya manusia. Kemudian, barulah rekonstruksi sistem dan infrastruktur yang selalu menjadi hambatan kita untuk berkembang. Sehingga, kesejahteraan di Indonesia adalah kesejahteraan bagi seluruh rakyat bukan hanya sebagian orang yang cukup beruntung oleh karena kemajuan teknologi. Semua implikasi yang saya maksudkan diatas adalah orientasi sekolah online di tengah pandemi. Kita semua adalah saksi mata dan generasi inilah yang akan bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa Indonesia di masa mendatang setelah pandemi ini.

Penulis : Atikah Riswandani dari Mahasiswi UMP

Iklan

×
Berita Terbaru Update