Notification

×

Iklan


Bullying Dapat Mengganggu Proses Pendidikan Indonesia

Senin, 27 Desember 2021 | 19:09 WIB Last Updated 2021-12-27T12:09:32Z

Di zaman sekarang siapa sih yang tidak tahu tentang bully? di Indonesia bahkan di dunia internasional bullying kerap terjadi tidak hanya di lingkungan masyarakat tapi juga di lingkungan sekolah sekalipun yang merupakan tempat pembentukan karakter atau perilaku. Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Pada dasarnya, bullying tidak dibenarkan dalam situasi dan kondisi apapun. Tindakan ini dapat berakibat buruk pada kehidupan anak-anak dan bahkan dapat mengganggu proses pendidikannya.

Bullying di Indonesia dalam data KPAI mencatat dalam kurun waktu 9 tahun dari 2011 sampai 2019 ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Untuk bullying baik di pendidikan maupun sosial media angkanya mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat. Cukup banyak bukan? dilihat dari skala dampak hal tersebut memperlihatkan gangguan perilaku yang dialami anak. Pemicunya dapat dilihat bahwa anak-anak tidak siap menghadapi realitas sehingga terjadi gejolak yang menyebabkan pelemahan mental yang dapat bereaksi agresif seperti bullying. Selain itu, tontonan kekerasan, dampak negatif gawai, dan penghakiman  media sosial dapat mendorong anak tersebut untuk membully.

Pada data hasil riset Program for International Students Assessment (PISA) 2018 menunjukkan murid yang mengaku pernah dibully di Indonesia sebanyak 41,1%. Menempatkan Indonesia di posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak murid mengalami perundungan. Sungguh sangat menyayangkan bukan bahwa anak bangsa yang di sekelilingi dengan pembullyan.

Banyaknya kasus pembullyan di Indonesia ini dapat memicu khususnya pada pendidikan karena kebanyakan bully terjadi di lingkungan sekolah. Di mana anak yang menjadi korban bully nantinya pasti akan mengalami trauma untuk pergi ke sekolah bertemu dengan teman-temannya. Maka dari itu, proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan efektif, hilangnya konsentrasi untuk belajar, menyebabkan anak ketinggalan pelajaran, dan terganggunya mental untuk dapat bergaul dengan teman-temannya. Dengan itu, maka dapat memicu rendahnya pendidikan di Indonesia.

Dari kasus dan pengaruh bullying terhadap pendidikan di Indonesia di atas harus segera ditangani atau dicarikan jalan keluarnya. Untuk menanggulanginya, pemerintah harus mempertegas peraturan perundang-undangan tentang bully untuk meminimalisir kasus bully tersebut. Untuk pihak sekolah perlu mengadakan program-program dengan tujuan untuk pencegahan bullying di lingkungan sekolah. Keluarga juga harus ikut serta berpartisipasi dalam pencegahan bully dengan cara menumbuhkan karakter baik pada anak sejak dini. Jika semua berjalan dengan baik dan sesuai tujuan untuk pencegahan bully maka kasus-kasus pembullyan di Indonesia dapat menurun angkanya atau bahkan dapat dihilangkan.

Nama : Septiana Karunia Dewi 

NIM : 212180041

Kelas : PGSD 1 A

Mata Kuliah : Konsep Dasar IPS


Iklan

×
Berita Terbaru Update