Merangkul Cita-Cita: Kelas Mengajar untuk Anak-Anak Yatim |
Digagas oleh Yan Budi Nugroho, seorang aktivis yang sejak 2019 konsisten membina anak-anak yatim, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara dirinya dan Youth Space Kutoarjo. Dalam kesempatan kali ini, sebanyak 15 anak yatim hadir dan mengikuti kegiatan pembelajaran yang sarat nilai dan motivasi, meskipun sejatinya ada 22 anak yatim yang menjadi binaannya.
“Sebenarnya anak-anak yatim yang saya bina ada 22, tapi karena waktu yang cukup mepet dan kendala pribadi, hanya 15 yang bisa hadir hari ini,” ujar Yan. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang berbagi materi, tetapi lebih kepada membangun ruang kepedulian dan motivasi untuk anak-anak yang kehilangan orang tua sejak dini.
Selama ini, pembinaan yang dilakukan meliputi pendampingan moral, motivasi belajar, serta bantuan kebutuhan dasar seperti uang saku, perlengkapan sekolah, hingga kebutuhan sehari-hari seperti sabun, odol, atau sampo.
“Saya tidak pernah membatasi siapapun untuk peduli. Keperluan anak yatim itu sama seperti kita semua. Mereka butuh dukungan, baik secara materi maupun moral,” tambahnya.
Kelas ini juga diisi dengan kegiatan mendongeng dari komunitas Read Loud yang memberikan hiburan edukatif bagi anak-anak, serta dukungan penuh dari Youth Space Kutoarjo sebagai penyedia tempat, konsumsi, dan logistik.
Memet Riyadi, selaku owner Youth Space Kutoarjo, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini.
“Youth Space memang kami hadirkan sebagai ruang inklusif untuk tumbuh dan berbagi. Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari gerakan kebaikan ini. Anak-anak yatim adalah bagian dari masa depan bangsa, dan mereka layak mendapatkan ruang untuk tumbuh dengan penuh semangat dan cinta,” ungkap Memet.
Yan berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan membuka ruang lebih luas bagi masyarakat yang memiliki kelebihan, baik materi maupun sumber daya lainnya, untuk turut serta membangun masa depan anak-anak yatim.
“Harapan saya sederhana, semoga 22 anak yang saya bina ini kelak menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi daerah dan bangsa,” pungkasnya.
Kegiatan ini membuktikan bahwa kepedulian dan kolaborasi bisa menjadi kekuatan dalam membangun generasi yang lebih tangguh dan penuh harapan, meski mereka tumbuh dengan keterbatasan.(risky)