Notification

×

Iklan

Respon Orang tua Terhadap Perkembangan Sekolah masa Kini dan Pembelajaran Daring Pada Masa pandemic Covid-19

Rabu, 29 Desember 2021 | 16:09 WIB Last Updated 2021-12-29T09:09:42Z

Negara-negara di dunia saat ini tengah dihadapkan pada pandemi Covid-19,termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 menjadi krisis besar manusia, manusia dipaksa berhenti dari rutinitas kehidupannya sehari-hari dan diminta berdiam diri di rumah. Persebaran virus corona di berbagai negara membuat perubahan- perubahan besar, seperti bidang ekonomi, teknologi dan tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing. Kita tidak boleh berkerumun dengan orng banyak dan bahkan kita harus menjaga jarah fisik (phyisical distancing) untuk mencegah persebaran Covid-19. Pemerintah pusat hingga daerah mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi interaksi dengan banyak orang yang dapat memberi aksespenyebaran virus tersebut.

Kebijakan belajar dari rumah mengakibatkan pembelajaran harus dilaksanakan secara daring. Mereka tidak bisa bertatap muka langsung, karena untuk pencegahan penularan Covid-19. Istilah pembelajaran daring merupakan akronim dari “dalam jaringan”. Menurut Mustofa, dkk (2019) pembelajaran daring merupakan salah satu metode pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan internet. Pembelajaran daring dikembangkan untuk memperluas jangkauan layanan pendidikan dan juga meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan. Meski terlihat menyenangkan, ternyata pembelajaran daring yang dilaksanakan dari rumah bukanlah sesuatu yang mudah. Selama belajar dari rumah, siswa banyak mendapatkan tugas.

Tetapi untuk saat ini sekolahan-sekolahan sudah mengambil keputusan untuk bertatap muka kembali karena Covid-19 sudah berkurang,jadi seiring berjalannya waktu mungkin pandemic ini akan berakhir begitu saja.Orang tua juga semakin khawatir jika pembelajaran terus-menerus dilaksanakan dengan metode daring,yang akan berakibat pada aktivitas dan pola pikir anak.karena pada masa pembelajaran daring anak-anak malah mempergunakan waktu dengan salah,contohnya bermain gadget yang berlebihan dan hanya bermain game saja,jika diteruskan begini anak muda Indonesi pola pikir mereka akan menurun drastic.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ditengah kondisi pandemi covid-19 tentunya akan berbeda dengan kondisi biasanya. Pembelajaran ditengah kondisi pandemi membuat pendidik tidak dapat bertemu secara langsung dengan peserta didik. Pada kondisi pandemi pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media komunikasi seperti HP sebagai alat untuk menyampaikan materi. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan berbagai teknologi beserta jaringan internet guna menjangkau suatu target kelompok yang besar dan luas.

WhatsApp dipilih karena dirasa paling efektif dan mudah untuk digunakan. Awalnya jaringan komunikasi dibuat berbasis kelas, dimana dalam 1 Whatsapp akan berisikan seluruh siswa yang ada dikelas, lalu wali kelas beserta seluruh pengampu mata pelajaran yang ada. Namun seiring berjalannya waktu hal tersebut diubah menjadi Whatsapp Group berbasis mata pelajaran, dimana hanya akan ada siswa dan guru pengampu mata pelajaran didalamnya serta bapak ibu guru pengampu mata pelajaran bebas mengembangkan media tambahan untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran.

Problematika atau masalah yang harus dihadapi terjadi baik itu pada guru, siswa maupun orang tua. Hal tersebut menimbulkan tidak efektifnya pembelajaran secara daring. Problematika merupakan kesenjangan dari apa yang harapkan dengan kenyataan yang ada, dan dari hal tersebut dibutuhkan adanya penanganan guna memperbaiki ataupun mencapai hal yang diharapkan.

Kesimpulannya yaitu:

Bahwa orang tua sebenarnya orang tua kurang setuju adanya pembelajaran daring ini,karena pola pikir anak menjadi turun dan tidak efektif. Dan guru juga begitu merasakan yang sama seperti orang tua murid,karena siswa tidak dappat mengikuti pembelajaran secara maksimal.

Penulis : Anindyajati Dharmesti/Mahasiswa UMP

Iklan

×
Berita Terbaru Update