Notification

×

Iklan

Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh 3 April 2022

Jumat, 01 April 2022 | 19:46 WIB Last Updated 2022-04-01T12:46:00Z

JAKARTA, (pituruhnews.com) - Pemerintah menetapkan awal Ramadhan 1443 Hijriyah bertepatan pada Ahad (3/4/2022).

Keputusan ini diambil dalam Sidang Isbat (Penetapan) Awal Ramadhan 1443 Hijriyah yang digelar Kementerian Agama di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jakarta, Jumat (1/4/2022).

Sidang diikuti oleh perwakilan ormas Islam, Komisi VIII DPR RI perwakilan duta besar negara sahabat, lembaga astronomi, para pakar, serta jajaran Kemenag. Keputusan dibacakan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qaumas. 

Dilansir, Republika.co.id Dalam Sidang Isbat gunakan metode hisab dan rukyat melihat langsung keberadaan hilal. Dua metode ini, bukan dua metode yang diperhadapkan atau dipertentangkan satu sama lain. "Keduanya saling melengkapi satu sama lain sama pentingnya. Perukyat harus kuasa keduanya," kata dia.

Dia menjelaskan, laporan sejumlah Kemenag daerah 101 titik rukyat di 34 provinsi, dari yang melaporkan kesemuanya melaporkan tidak melihat hilal. "Berdaarkan hisab posisi hilal sudah di atas ufuk tetapi belum penuhi MABIMS baru serta lporan rukyatul hilal, secara muafakat 1 Ramadhan 1443 H jatuh hari Ahad 3 April 2022 M)," kata dia. 

Sebelumnya saat menyampaikan paparannya, pakar astronomi yang juga anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag, Profesor Thomas Djamaluddin. 

Dalam paparannya, Thomas Djamaluddin mengungkapkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib 1 April 2022 masih berada di bawah kriteria baru MABIMS yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati. 

"Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadhan 1443 H terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga  kemungkinan tidak terlihat," ungkap Thomas. 

Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.

Sementara menurut Thomas Djamaluddin, pada saat Maghrib 1 April 2022, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya sekitar 3 derajat. 

"Hilal kemungkinan tidak teramati. Kalau ada yang mengklaim melihat hilal, dimungkinkan itu bukan hilal. Secara astronomi klaim itu bisa ditolak," ungkap Peneliti BRIN ini. 

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib, menjelaskan bahwa sidang Isbat akan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.

Secara hisab, kata Adib, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadan jatuh pada Jumat, 1 April 2022 M atau bertepatan dengan 29 Syaban 1443 H sekitar pukul 13.24 WIB.

“Pada hari rukyat, 29 Syakban 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit," jelas Adib di Jakarta, Jumat (25/3/2022).

Adi menambahkan, “Kemenag telah menetapkan 101 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia. Rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerjasama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain, di daerah setempat.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi menjelaskan, bahwa pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit. Fakta ini yang menjadi dasar bagi mereka yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal untuk menetapkan awal Ramadan bertepatan 2 April 2022.

“Posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan. Apalagi, kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), awal bulan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadan,” jelasnya.

Iklan

×
Berita Terbaru Update