Notification

×

Iklan

Nur Widayat, Sang Pejuang Sepeda dari Kedonglo: Keteladanan yang Berbuah Penghargaan ‘Honorable of the Year’ di SMK Nurussalaf Kemiri

Rabu, 14 Mei 2025 | 13:10 WIB Last Updated 2025-05-14T06:12:28Z

Nur Widayat siswa penerima penghargaan 
KEMIRI, (pituruhnews.com) - Di balik sunyi jalanan pedesaan Kedonglo, tiap pagi terlihat seorang pemuda mengayuh sepeda tuanya menuju sekolah. Bukan karena ingin tampil beda, melainkan karena itulah satu-satunya cara yang ia punya untuk mengejar cita-cita. Ia adalah Nur Widayat, siswa kelas XII TKR 1 SMK Nurussalaf Kemiri, yang kini menjadi sosok inspiratif di tengah generasinya.


Pada Sabtu (10/5/2024), di halaman SMK Nurussalaf Kemiri, namanya menggema dalam momen sakral Wisuda Taruna Angkatan XIX Tahun Ajaran 2024/2025. Di hadapan ratusan pasang mata, Nur Widayat menerima penghargaan istimewa: "Honorable of the Year"—sebuah pengakuan atas semangat dan perjuangannya yang luar biasa.


“Mas Nur adalah cermin dari nilai-nilai ketekunan, kesederhanaan, dan semangat pantang menyerah,” tutur Wiwit Prastowo, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. “Dengan segala keterbatasan, ia tak pernah absen, tak pernah mengeluh, dan tetap hadir dengan senyum di tengah kerasnya perjuangan.”


Di saat teman-temannya datang dengan kendaraan bermotor, Nur tetap setia dengan sepedanya. Setiap kayuhan adalah simbol harapan, bahwa jarak, lelah, dan keterbatasan bukanlah halangan untuk menuntut ilmu.

Meski bukan siswa dengan nilai tertinggi, Nur membuktikan bahwa nilai hidup jauh lebih bermakna dari sekadar angka di rapor. Ia datang dari keluarga sederhana; ibunya, Mariyem, adalah buruh harian yang bekerja keras membesarkan anaknya dengan penuh cinta dan nilai-nilai kehidupan.


“Mas Nur tak hanya rajin belajar, ia juga rajin membantu orang tua di rumah. Sosoknya begitu tulus dan rendah hati,” lanjut Wiwit. “Kami ingin menunjukkan kepada siswa lain bahwa karakter, etika, dan semangat berjuang adalah bagian penting dari kesuksesan.”


Penghargaan ini bukan sekadar plakat dan selempang. Ini adalah pesan kuat bahwa pendidikan sejati adalah tentang membentuk manusia—yang tahan banting, bersyukur, dan tetap berjalan meski hidup tak selalu mudah.


Nur Widayat kini bukan hanya dikenang sebagai siswa bersepeda, melainkan sebagai ikon keteladanan. Di tengah arus modernisasi dan kemudahan teknologi, ia mengingatkan kita bahwa perjuangan dan akhlak baik tak pernah ketinggalan zaman.


“Semoga kisah Mas Nur menjadi api penyemangat bagi adik-adik kelas. Bahwa siapa pun bisa menjadi luar biasa, selama ia punya hati yang kuat dan tekad yang besar,” ucap Wiwit.


Di akhir acara, ketika Nur berdiri dengan mata berbinar menerima penghargaan, kita semua diingatkan: bahwa sejatinya, pendidikan bukan hanya soal siapa yang paling pintar, tetapi siapa yang paling berjuang. (RA)

×
Berita Terbaru Update