Notification

×

Iklan

Mediasi Persoalan Kandang Babi di Pituruh, Dinas Kesehatan Tekankan Risiko Kesehatan Lingkungan

Selasa, 22 Juli 2025 | 10:55 WIB Last Updated 2025-07-22T03:55:22Z

mediasi persoalan Kandang Babi di Pituruh
PITURUH – Persoalan kandang babi yang dikeluhkan warga di salah satu desa di wilayah Kecamatan Pituruh terus bergulir. Sebagai respons atas keluhan masyarakat, Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Purworejo melalui Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) turut hadir sebagai narasumber dalam mediasi tahap kedua yang digelar pada Kamis, 18 Juli 2025, di Aula Kecamatan Pituruh.


Mediasi yang difasilitasi pihak kecamatan ini diikuti oleh berbagai unsur, seperti perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), perangkat daerah lintas sektor, tokoh masyarakat, serta warga dari desa terdampak. Suasana pertemuan berlangsung dinamis, dengan fokus pada pencarian solusi bersama terhadap dampak lingkungan dan sosial dari keberadaan kandang babi yang dinilai cukup meresahkan.


Kepala Bidang P2P Dinkesda Kabupaten Purworejo, dr. Budi Susanti, M.Sc, menegaskan bahwa pihaknya hadir untuk memberikan pandangan teknis dari sisi kesehatan lingkungan. Ia menyampaikan bahwa kandang babi yang tidak memenuhi standar sanitasi dapat menjadi sumber berbagai penyakit menular.


“Limbah yang tidak dikelola dengan baik berpotensi mencemari air tanah, menimbulkan bau tidak sedap, dan meningkatkan populasi vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan nyamuk,” ujarnya saat ditemui pada Selasa (22/7/2025).

Ia juga memaparkan sejumlah risiko kesehatan lain yang dapat muncul, seperti leptospirosis akibat air tercemar urine hewan pengerat, infeksi saluran cerna seperti diare dan kolera, serta penyakit kulit dan cacingan akibat paparan lingkungan yang tidak higienis. Potensi zoonosis atau penularan penyakit dari babi ke manusia juga menjadi perhatian serius apabila tidak ada pengawasan kesehatan hewan secara berkala.


Dalam forum mediasi tersebut, Tim P2P turut mendorong penerapan syarat teknis dalam aktivitas peternakan di kawasan padat penduduk. Beberapa di antaranya mencakup jarak minimal kandang dari permukiman, sistem pengelolaan limbah yang aman dan tertutup, serta edukasi kepada pemilik ternak mengenai pentingnya menjaga sanitasi lingkungan.


“Sinergi lintas sektor sangat penting. Dinas Kesehatan akan terus mendampingi proses ini, terutama dari sisi pencegahan penyakit menular berbasis lingkungan,” tegas dr. Budi.


Pihaknya juga mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap keberadaan peternakan di wilayah permukiman padat guna mencegah potensi masalah serupa di masa mendatang.

×
Berita Terbaru Update