PURWOREJO – Di tengah era disrupsi digital, konflik identitas, dan krisis moral yang melanda generasi muda, pelantikan kepemimpinan baru Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Masa Khidmah 2025–2030 di Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Purworejo, Senin (7/7/2025), menjadi momentum strategis membangun ulang fondasi spiritualitas bangsa.pelantikan JATMAN
KH. Achmad Chalwani Nawawi sebagai Rais 'Ali dan Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa sebagai Mudir 'Ali resmi memimpin JATMAN dalam periode baru. Bukan sekadar pelantikan organisasi, peristiwa ini menandai konsolidasi kekuatan ruhaniyah umat Islam di Indonesia yang kini dihadapkan pada tantangan besar berupa sekularisme gaya hidup, radikalisme digital, dan kerapuhan akhlak.
Pelantikan yang disahkan oleh PBNU ini dihadiri ribuan tokoh tarekat, ulama, dan pejabat negara, termasuk Wakil Menteri Pertahanan dan Gubernur Jawa Tengah. Dalam sambutannya, Wamenhan Donny Ermawan T. menekankan pentingnya ketahanan spiritual sebagai pilar pertahanan negara yang tidak bisa ditawar di tengah gempuran globalisasi dan nihilisme nilai.
JATMAN tidak hanya menjalankan tradisi keagamaan, tetapi menjadi benteng nilai—mengajarkan dzikir, membimbing suluk, dan mendidik akhlak dalam bingkai Ahlussunnah wal Jama’ah yang moderat. Di saat generasi muda lebih akrab dengan algoritma media sosial ketimbang wirid harian, peran JATMAN menjadi semakin krusial.
Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Ahmad Luthfi menyebut, pelantikan ini adalah langkah strategis menjaga keseimbangan sosial dan moral, serta menguatkan kemitraan tarekat dengan negara.
Regenerasi ini menegaskan bahwa JATMAN bukan hanya organisasi keagamaan, tapi penjaga jati diri bangsa. Rakernas I yang akan menyusul menjadi ruang perumusan strategi dakwah sufistik yang adaptif terhadap zaman, namun tetap berpijak pada warisan ulama dan tarekat yang sah (mu’tabarah).