(kesenian cepetan dari Prapaglor)
PRAPAGLOR, (pituruhnews.com) Senin, 26/03/2018 Gagasan Bupati Purworejo AGUS BASTIAN, SE, MM, dengan kegiatan Romansa Purworejo 2020 harus didukung semua pihak. salah satunya memperkenalkan potensi yang ada di setiap kecamatan. mulai dari memperkenalkan Kesenian, Wisata dan Kuliner.
Berbicara Kesenian, Purworejo adalah salah satu termasuk Kota yang Keseniannya salah satunya Ndolalak yang sudah tidak asing lagi di telinga warga Purworejo, namun ada juga kesenian yang belum diketahui banyak orang yaitu kesenian dari Desa Prapaglor, Kecamatan Pituruh. Kesenian itu di sebut dengan "Tarian Cepetan". dengan aslinya yaitu tarian seperti Tarian Ronggeng. yang saat ini tarian sudah dibuat kreasi baru.
Tarian Cepetan ini didirikan pada tahun 1985 oleh Bapak Ponijan salah satu sosok yang berpengaruh di Desa Prapaglor dan tidak tahu persis tanggalnya. dengan anggota kurang lebih 13 orang yang kini sudah dilestarikan oleh 2 generasi. dengan di sesepuhi oleh Bapak Suroso warga Desa Prapaglor, Rt/Rw 02/04, Dukuh Bojongankidul. Cepetan juga mempunyai nama kerennya yaitu Gobyuggan.
Berbicara Kesenian, Purworejo adalah salah satu termasuk Kota yang Keseniannya salah satunya Ndolalak yang sudah tidak asing lagi di telinga warga Purworejo, namun ada juga kesenian yang belum diketahui banyak orang yaitu kesenian dari Desa Prapaglor, Kecamatan Pituruh. Kesenian itu di sebut dengan "Tarian Cepetan". dengan aslinya yaitu tarian seperti Tarian Ronggeng. yang saat ini tarian sudah dibuat kreasi baru.
Tarian Cepetan ini didirikan pada tahun 1985 oleh Bapak Ponijan salah satu sosok yang berpengaruh di Desa Prapaglor dan tidak tahu persis tanggalnya. dengan anggota kurang lebih 13 orang yang kini sudah dilestarikan oleh 2 generasi. dengan di sesepuhi oleh Bapak Suroso warga Desa Prapaglor, Rt/Rw 02/04, Dukuh Bojongankidul. Cepetan juga mempunyai nama kerennya yaitu Gobyuggan.
Pada tahun 1985 alat musik yang digunakan sangat sederhana dengan menggunakan Gemelan Jawa dan Gong Bumbung, namun kini sudah dkreasikan dengan menambahkan calung, dan memakai topeng dengan wajah lucu yang mengundang gelak tawa bagi orang yang melihatnya, dengan salah satu anggota membawa bendera merah putih sebagai wujud melestarikan kesenian lokal yang berada di Indonesia, kesenian ini juga terus di kembangkan kreasinya supaya orang yang melihat tidak bosan dengan tariannya.
Tarian Cepetan konon dulu pada saat tampil hanya dalam acara tertentu, Seperti Sedekah Bumi atau nama lainnya Merti Desa yang di selenggarakan oleh Kepala Desa di Prapaglor, dan sekarang bisa di saksikan pada acara karnaval, pawai ta'aruf khotmil qur'an, dan juga acara 17 Agustus Hari Kemerdekaan Indonesia.
"Salah satu anggota Cepetan tersebut mengungkapkan dengan bergabung Kesenian Tari Cepetan ini juga sebagai wujud melestarikan kebudayaan lokal yang ada di desa tercinta, dan juga jangan sampai kesenian ini punah tanpa ada yanh melestarikannya". pungkas Agus alias Slamet. (ltf)