Notification

×

Iklan


Harga Jual Rendah, Petani Pituruh Banyak Beralih ke Kacang Hijau

Senin, 04 Oktober 2021 | 18:26 WIB Last Updated 2021-10-04T11:28:10Z

PITURUH, (pituruhnews.com) - Produksi kedelai di Kecamatan Pituruh Kecamatan Purworejo terancam menurun. Banyak petani yang memilih beralih jenis tanaman ke kacang hijau. Hal itu dipicu rendahnya nilai jual kedelai serta umur penanaman.


Anggota DPRD Purworejo Luhur Tri Endro Sadewo menyayangkan jika produksi itu akan terus menurun. Jika dibiarkan tanpa ada turun tangan dari Pemkab bukan tidak mungkin, tanaman unggulan Purworejo itu akan terus terkikis.


"Saat ini sudah banyak yang mulai beralih dari kedelai ke kacang hijau. Banyak persoalan yang menyelimuti khususnya di masalah harga jual," kata Luhur Sadewo, kemarin (3/10).


Diungkapkan Endro, selama ini untuk wilayah Purworejo, Kecamatan Pituruh merupakan produsen terbanyak untuk kedelai. Bahkan keberadaannya mengundang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk turun langsung saat musim panen.


"Beberapa tahun lalu, di Pituruh Pak Ganjar menyempatkan diri untuk datang ikut panen bersama kedelai," tutur Endro.


Menurutnya, perlu sebuah terobosan sehingga tanaman kedelai tetap bisa menjadi primadona petani. Dinas Pertanan Pangan Kelautan dan Perikanan Purworejo diminta memperhatikan kondisi tersebut, dan berusaha agar tanaman itu tidak hilang dari Pituruh.


"Dibandingkan dengan kacang hijau, waktu tanam kedelai memang lebih lama hingga panen. Butuh waktu sekitar tiga bulan, sementara kacang hijau lebih pendek," ungkapnya.


Dengan perbedaan waktu tersebut, jelas petani akan beralih ke kacang hijau. Selain umurnya pendek, nilai jual juga bagus. Jika diperhitungkan lagi, kebutuhan pupuk untuk tanaman yang lebih lama juga akan meningkat.


Saat ini, lanjut Endro, ada sebuah demplot di Dun Ringin Kidul Desa Ngampel yang mencoba mengembangkan varietas kedelai yang lebih cepat panennya. Hanya butuh waktu 2 bulan hingga panen tiba.


"Demplot ini harus didukung. Informasi yang saya terima, demplot ini masih taraf ujicoba hasil kerjasama petani dengan Company Agro Makmur Temanggung dan Petrokimia," jelasnya.


Adanya teknologi baru itu, menurutnya harus didukung penuh. Kondisi ini bisa menarik minat anak-anak muda untuk turun ke sawah dan tidak menjadi kaum urban semata. Karena di lapangan, anak muda berpikir praktis dan bisa melihat sektor pertanian sebagai ceruk mata pencaharian.


"Ini kan seiring dengan RPJMD yakni membentuk petani milenial. Dan lahan pertanian menjadi bidang yang menjanjikan," ungkapnya.


Pihaknya juga berharap agar DPPKP Purworejo terus melakukan inovasi dibidang pertanian. Sehingga pertanian Purworejo akan tetap terjaga, sebagai lumbung pangan Jateng aman, namun hasil dari tanaman lain juga mengalami kenaikan. (PN/RadarPw)

Iklan

×
Berita Terbaru Update