Notification

×

Iklan


Menjaga Lingkungan Melalui Bank Sampah

Jumat, 28 Oktober 2022 | 19:05 WIB Last Updated 2022-10-28T12:31:27Z
Siapa yang tidak mengenal sampah? Sampah merupakan sisa-sisa yang berasal dari mahluk hidup (organik) maupun yang berasal dari bahan non-hayati yang sulit diurai (an-organik). Sampah menjadi permasalahan penduduk dunia karena setiap hari volumenya yang semakin bertambah. Hal tersebut dapat memengaruhi lingkungan sekitar, seperti bau yang ditimbulkan menyengat, menjadi sarang penyakit dan lebih parahnya menjadi salah satu penyebab banjir. Adanya permasalahan tersebut sudah seharusnya menjadi tanggungjawab bersama, salah satunya dengan bank sampah.

Bank sampah merupakan organisasi yang bergerak di bidang lingkungan, yaitu sampah. Salah satu bank sampah yang ada di Purworejo adalah Bank Sampah Tri Guyub Rukun yang berada di Desa Trirejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Pada hari Senin, 10 Oktober 2022 kami mewawancarai pengurus yang ada di bank sampah tersebut untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut mengenai sampah. Narasumber yang kami wawancara adalah Mas Iwan dan Mas Santo. Beliau menuturkan bahwa bank sampah ini bermula pada tahun 2013 dari karang taruna Desa Trirejo yang mengumpulkan sampah dari sedekah para warga setiap hari minggu. Cara mengumpulkannya yaitu dengan berkeliling desa dan melakukan sosialisasi kepada warga. Seiring berjalannya waktu, media mulai melirik kegiatan ini dan mengeksposnya ke media sosial hingga terdengar oleh pihak pemerintah. Akhirnya pemerintah memfasilitasi kegiatan ini dengan memberikan peralatan seperti, tong sampah, gerobak, karung, dll. Selain itu, pemerintah juga memberikan gedung bank sampah yang terletak di samping Balaidesa Trirejo.
Seiring berjalannya waktu, Bank Sampah Tri Guyub Rukun yang tadinya mengambil sampah hanya dari sekitar Desa Trirejo berkembang hingga ke desa-desa lain yang kebetulan juga menjadi mitra. Mas Iwan mengungkapkan bahwa sampah organik yang masuk kurang lebih 50kg per hari sedangkan sampah an-organik sekitar 3 – 5 ton per bulan. Dulunya, sampah organik tersebut diolah menjadi kompos tetapi karena terkendala biaya operasional akhirnya dihentikan untuk sementara waktu dan fokus ke pengolahan sampah an-organik. Pengolahan sampah an-organik dilakukan dengan cara pengepresan menggunakan mesin yang ada. Hasil pengepresan nantinya akan diambil oleh mitra yang ada di Kebumen dan dilanjutkan menuju Solo dan Tangerang. Sebelumnya sampah an-organik juga diolah menjadi kerajinan tangan oleh ibu-ibu PKK, namun dikarenakan pemasarannya yang sulit akhirnya dihentikan. Selanjutnya Mas Iwan menceritakan menjadi pengurus Bank Sampah Tri Guyub Rukun yang merupakan bank sampah induk, yaitu sampah yang dikumpulkan biasanya masih tercampur sehingga menjadi bekerja dua kali, kemudian biaya operasional dimana terkadang harus mengambil sampah yang letaknya jauh dan volume sampah yang masuk terlalu sedikit sehingga tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan. Tetapi Mas Iwan tetap menjalani dan menekuninya dengan ikhlas karena hal tersebut dapat mengurangi masalah lingkungan walaupun presentasinya sedikit.

Sebagai informasi tambahan, Mas Santo menjelaskan jenis-jenis sampah kepada kami, pertama adalah plastik yang merupakan sampah an-organik. Ternyata sampah plastik tersebut masih dibagi ke dalam beberapa jenis, seperti LDPE (plastik kiloan dan kresek), PP (botol minuman yang ada di pinggir jalan), PET (botol air mineral atau botol kemasan), HDPE (tempat bahan-bahan yang mengandung kimia dengan ciri-ciri memiliki garis tengah pada bawah botol shampoo dan botol oli), PVC (paralon, botol minyak telon, toples kue kering) dan other. Sampah an-organik berikutnya adalah kertas yang terdiri dari kardus, hvs, koran atau kertas buram, duplex dan art paper. Selain itu masih ada besi yang terbagi menjadi jenis besi A dan besi B kemudian jenis sampah an-organik yang terakhir adalah kaca.

Dibuat oleh :
Sekar Nutty Wijayanti, Neni Tri Novanti, Neny Kennesthy Anggraeni, Dwirex Cece Jihan, Ghaniyu Faik Aqhsal


Iklan

×
Berita Terbaru Update