Notification

×

Iklan

Mbah Wiro dari Purworejo, Tetap Sehat dan Bugar di Usia Senja

Kamis, 12 Oktober 2017 | 10:17 WIB Last Updated 2017-10-12T03:43:29Z

Mbah Wiro dari Purworejo, Tetap Sehat dan Bugar di Usia Senja

Purworejo - Mbah Wiro adalah nama panggilan Djemikem warga Desa Boro Wetan, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Meski sudah tua, dia tetap beraktivitas seperti biasa. Salat lima waktu pun dilakoni tiap hari.


Kondisi fisik Mbah Wiro masih tampak sehat dan segar bugar. Aktivitas sehari-hari seperti menyapu halaman, menjemur pakaian hingga mengangkat pakaian kering dari jemuran masih dilakukan. Keluarga dan warga pun melihat Mbah Wiro sehat dan tidak banyak perubahan selama ini

Tidak ada yang tahu pasti umur Mbah Wiro. Tetangga dan teman sebaya waktu kecil sudah habis atau meninggal semua. Dia mempunyai 7 orang anak. Enam orang anaknya telah meninggal dunia. Kini hanya tinggal anak bungsunya Wariyo yang berumur 67 tahun.

Berdasarkan keterangan keluarga, dia kelahiran 16 April 1920. Namun keluarga juga meyakini Mbah Wiro berumur lebih dari itu. Ada kemungkinan dulu petugas hanya memperkirakan umur dan tahun kelahirannya. 



Nenek 7 anak dengan 9 cucu, 17 cicit dan 1 canggah ini mengaku tidak punya resep khusus sehingga bisa berumur panjang. Namun ia menceritakan sewaktu kecil sering makan daging kuda yang dibawakan oleh ayahnya.


"Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang. Kalau makan biasa tidak ada resep khusus, tapi dulu waktu kecil sering makan daging kuda yang dibeli oleh ayah saya," kata Mbah Wiro kepada detikcom di rumahnya.

Dia mengatakan suaminya bernama Wiro Semadi. Oleh karena itu warga kemudian memanggilnya dengan sebutan Mbah Wiro. Suaminya sudah meninggal sejak puluhan tahun lalu. Kini, nama suaminya melekat pada Djemikem sehingga dia lebih dikenal warga dengan nama Mbah Wiro.

Mbah Wiro bersama keluargaMbah Wiro bersama keluarga Foto: Rinto Heksantoro/detikcom


Namun demikian, Djemikem atau mbah Wiro sendiri lupa akan tanggal lahirnya. Umur mbah Wiro yang diperkirakan sekitar 116 tahun itu diketahui berdasarkan cerita turun temurun keluarganya.


Salah seorang cucunya, Rofingah (46), menuturkan neneknya tersebut diperkirakan berumur 100 tahun berdasarkan perhitungan keluarga. Berbagai cerita pendukung dari mendiang anak-anaknya diketahui Mbah Wiro sudah tumbuh menjadi kembang desa saat itu.

"Dulu Mbah Wiro itu ketika di Purworejo mendarat pesawat terbang Belanda mendarat sudah menjadi perawan," ungkap Rofingah. 

Menurut cerita orang tuanya, ia dimarahi oleh orang tuanya Mbah Wiro waktu itu karena pergi jauh ke Alun-alun Purworejo hanya untuk melihat pesawat itu.

Menurutnya, Mbah Djemikem yang tidak pernah bersekolah. Di usia belasan tahun atau remaja, ia telah bekerja membantu orang tuanya berjualan sayur keliling kota Purworejo pada zaman Belanda.

Meski sudah renta, Mbah Wiro hingga kini masih rajin menjalankan salat 5 waktu di masjid kampung yang tidak jauh dari rumahnya.

"Anaknya tinggal satu yang masih hidup, anak ragil. Meski sudah tua tapi simbah masih rajin ke masjid. Saya juga heran, dari dulu sampai sekarang kok kayaknya simbah tidak berubah tambah tua, ya seperti itu-itu aja," katanya.

Aktivitas sehar-hari Mbah WiroAktivitas sehar-hari Mbah Wiro Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

Di rumah sehari-hari, Mbah Wiro masih mengerjakan beberapa pekerjaan rumah seperti menyapu halaman, mengangkat pakaian yang kering dari jemuran. Saat berbicara pun omongan dan kata-kata yang diucapkan dalam Bahasa Jawa cukup jelas.


"Kalau nyuci saya juga masih bisa sendiri, nyapu juga," katanya.

Menurutnya rata-rata, selisih umur antara anak-anak mbah Djemikem dari anak pertama hingga ke 7 sekitar 3-4 tahunan.

"Kulo niku arang-arang sing gadhah anak (saya itu jaraknya renggang kalau punya anak) jadi ada yang 3 tahun, ada yang 4 tahun selisihnya," kata Djemikem.

Secara terpisah Kepala Desa Boro Wetan, Sukiman (57) menambahkan berdasarkan catatan kependudukan di kantor desa, Mbah Djemikem lahir pada 12 April 1925. Namun KTP lama yang dimiliki Mbah Djemikem menunjukkan ia lahir pada 12 April 1920.

"Data di sini memang lahirnya tanggal 12 April 1925, tapi saya percaya umur Mbah Djemikem berusia sekitar 100 tahun. Dulu saya masih kecil saja sekitar umur 10 tahun, Mbah Djemikem sudah tua seperti yang sekarang. Kayaknya dari dulu sampai sekarang tidak ada yang berubah," katanya.

Perkiraan umur mbah Djemikem yang lebih dari 100 tahun itu juga bisa dirunut dari anak bungsu mbah Djemikem yang sekarang sudah berumur sekitar 67 tahun.

sumber : news.detik.com
×
Berita Terbaru Update