![]() |
Kunjungan Mendik ke Purworejo |
Langkah ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi, S.I.Kom., M.Si. dalam pembukaan Seminar Nasional Pendidikan Dasar bertema "Pendidikan Deep Learning pada Pembelajaran Sekolah Dasar di Era Abad 21", yang digelar di Aula Universitas Muhammadiyah Purworejo, Kamis (22/05).
“Banyak guru yang saat ini mengajar jauh dari tempat tinggalnya. Misalnya guru yang tinggal di Desa Ngaran tetapi bertugas di Bruno. Hal ini tentu berdampak pada efektivitas dan produktivitas kerja guru,” ujar Dion. “Karena itu, Pemkab tengah menyusun skema pemetaan agar penempatan guru bisa lebih ideal.”
Ia juga menyoroti pesatnya perkembangan teknologi yang tak bisa dihindari dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan kecerdasan buatan seperti ChatGPT, kata Dion, telah mengubah cara belajar siswa dan menjadi tantangan baru bagi guru dalam menanamkan pemahaman yang mendalam.
“Teknologi bisa menggantikan banyak hal, tapi tidak dengan pemahaman. Maka peran guru ke depan justru semakin penting dalam membantu siswa memahami makna di balik pelajaran, bukan sekadar informasi,” tegasnya.
Seminar nasional ini menghadirkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., yang menekankan pentingnya deep learning untuk mengatasi fenomena learning loss, terutama pasca pandemi.
“Selama pembelajaran daring, banyak siswa kehilangan pemahaman esensial dari materi yang dipelajari. Deep learning menjadi pendekatan strategis untuk mengembalikan makna pendidikan,” jelas Abdul Mu’ti.
Langkah nyata Pemkab Purworejo dalam mendukung program pendidikan nasional ini menunjukkan komitmen daerah dalam mencetak generasi yang tidak hanya cakap teknologi, namun juga memiliki pemahaman mendalam terhadap ilmu pengetahuan.