![]() |
Pelepasan pawai arak-arakan becak |
Dalam sambutannya, Kepala MI Tahassus Ma’arif NU, Yuliana S.Pd, menyampaikan harapannya agar para santri yang telah menghafal Al-Qur'an mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dapat melanjutkan studi mereka dengan lebih baik setelah menyelesaikan pendidikan di MI Tahassus.
"Semoga anak-anak yang telah menghafal Al-Qur'an selalu diberikan keberkahan dan kesuksesan dalam menuntut ilmu. Kami juga memohon doa dari para wali murid, semoga masa depan mereka semakin gemilang," ujar Yuliana.
Yuliana juga mengungkapkan rasa syukurnya atas antusiasme masyarakat, dengan tercatatnya 119 calon peserta didik baru yang telah mendaftar di MI Tahassus Ma’arif NU. Selain itu, ada juga 6 siswa pindahan dari luar kota yang bergabung dengan sekolah ini.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua yang telah mempercayakan kami untuk mendampingi putra-putri mereka dalam belajar dan mengaji di MI Tahassus,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Pituruh, Drs. Hartono, MM, dalam kesempatan yang sama menyampaikan ucapan selamat kepada MI Tahassus Ma’arif NU atas peringatan Milad ke-XVI. Ia berharap, ke depan, MI Tahassus dapat terus berkembang dan mencetak generasi-generasi muda yang mencintai Al-Qur'an.
“Saya berharap, MI Tahassus Ma’arif NU dapat terus menciptakan generasi yang hebat dan mencintai Al-Qur’an,” ujar Hartono.
Wakil dari Kementerian Agama Purworejo, Waluya, S.Ag, M.H, juga turut memberikan apresiasi kepada MI Tahassus. Dalam pidatonya, Waluya mengingatkan pentingnya melestarikan budaya lokal sekaligus mengikuti perkembangan zaman. Ia juga mengapresiasi penampilan anak-anak yang mengenakan pakaian adat dalam acara tersebut.
“Kami mewakili Kemenag mengucapkan selamat kepada anak-anak yang telah berhasil menyelesaikan hafalan Juz 30. Semoga ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat dan diterapkan di masyarakat,” pesan Waluya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang perayaan kelulusan semata, tetapi juga sebagai momentum untuk memotivasi siswa dan masyarakat sekitar agar terus mencintai ilmu agama, khususnya Al-Qur'an, sambil melestarikan budaya lokal. (ROH)