![]() |
sedekah laut merti Jaladri Jatimalang |
Kepala Desa Jatimalang, Suwarto, mengatakan bahwa Merti Jaladri merupakan tradisi tahunan yang menjadi momen penting bagi para nelayan. Selain sebagai bentuk syukur, kegiatan ini juga menjadi harapan bersama agar para nelayan dapat melaut dengan aman dan hasil melimpah.
“Tahun ini terasa lebih meriah karena kami menyiapkan 60 gunungan yang langsung diperebutkan oleh masyarakat. Malam harinya juga akan digelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk di pinggir Pantai Dewa Ruci,” ujarnya.
Dalam prosesi utama, para nelayan juga melarung ingkung ayam jago jenis Jali ke laut, sebagai simbol permohonan keselamatan dan berkah. Larungan ini menjadi ritual penting sebelum masyarakat ramai-ramai berebut gunungan yang berisi berbagai hasil bumi.
Wakil Bupati Purworejo, Dion Agasi Setiabudi, S.I.Kom., M.Si., hadir langsung menyaksikan dan mengikuti rangkaian Merti Jaladri. Ia menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Purworejo terhadap pelestarian budaya lokal seperti sedekah laut.
“Merti Jaladri ini tidak semua daerah punya. Ini adalah bentuk rasa syukur masyarakat pesisir yang kaya akan kearifan lokal. Kita harus terus nguri-uri budaya seperti ini agar anak cucu kita tetap memiliki jati diri dan kebanggaan terhadap tradisinya sendiri,” kata Dion.
Menurutnya, pelestarian budaya seperti ini tak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga berpotensi besar mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Yang menarik, tiap daerah punya keunikan. Hari ini kita lihat dilarung ayam hidup dan gunungan diperebutkan. Tradisi ini memperkaya khasanah budaya Kabupaten Purworejo,” imbuhnya.
Antusiasme masyarakat yang tinggi membuktikan bahwa Merti Jaladri bukan sekadar tradisi, tetapi telah menjadi bagian dari denyut kehidupan masyarakat pesisir. Budaya, alam, dan semangat kebersamaan berpadu dalam satu perayaan yang sarat makna.